Saturday, September 25, 2004

Bahaya Laten Korupsi

Bahaya Latent Korupsi
Harian “SUARA MERDEKA” 25-9-2004

Korupsi sering di identikkan dengan kentut , berbau tapi tidak kelihatan.Pembuktian korupsi menjadi hal yang sangat sangat sulit dan perilaku korupsi secara sistematis tidak terbatas dibirokrasi saja namun sudah lintas sektor .Sering tersembunyi dalam kemasan:
-Acara hari besar sering digunakan sebagai ajang praktek kader2 koruptor dengan dalih merayakan meminta sumbangan yang tidak jelas pertanggung jawabannya.
-Juga sebagian Petugas Parkir, SPBU yang tidak beri bukti dan atau kembalian kelebihan uang pembayaran
- ngamen ,Seperti halnya centeng diberi gelar preman,tukang palakpun diberi merk pengamen. Sering perilaku meresahkan direstui dengan issue populer“wong cilik,cari kerja sulit”. Membiarkan pelanggaran ketertiban umum sehingga para koruptor luput dari perhatian khalayak .
- Jadi dermawan,mejeng di media elektronik saat terjadi musibah ataupun berpartisipasi sumbang rumah ibadah /panti asuhan termasuk kegiatan korupsi.
Tampak Korupsi telah berevolusi sedemikian rupa dari yang tersamar hingga yang tampak wajar sehingga masyarakat sering tidak sadar ikut melakukan kaderisasi koruptor. Masyarakat perlu menyadari bahwa melalui profesi memalak, sebenarnya ikut melanggengkan korupsi.Pengamen harus dalam artian street musicion benar2 berkreasi agar bisa berprestasi menjadi musisi besar seperti Ebiet,Iwan Fals,Gombloh(alm) ,Didi Kempot. Masyarakat tidak perlu mudah terpana koruptor reinkarnasi menjadi dermawan melalui acara paket tali-asih.Karenal filosofi menderma adalah Tangan kanan memberi tangan kiri tidak perlu tahu. Masyarakat harus Waspada Bahaya Latent Korupsi. Saatnya semua lapisan masyarakat mau bahu membahu menyadari,bersikaptegas,saling dukung untuk membudidayakan sikap mencegah berkembang biaknya koruptor.Sehingga tumbuh antibodi yang bermanfaat untuk memusnahkan kuman korupsi secara dini.

Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II G No. 10,Srondol,
Semarang 50268
--------------------------------

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home