Monday, September 09, 2013

ANGKA 7 DIPROYEK TOL

Harian Suara Merdeka tanggal 9 September 2013

Sabtu, 20 Juli 2013, Rotary Club Semarang Bojong pada acara vocational trip mendapat kesempatan melihat dari dekat proyek jalan tol Semarang-Solo, khususnya ruas Ungaran-Bawen yang masih dalam proses pembangunan. Didampingi Komisaris Utama PT Trans Marga Jateng, Bapak Danang Atmodjo dan jajarannya di lapangan, kami menuju lokasi yang dimulai dari tol Banyumanik dan berakhir di Bawen.
Kesan yang saya tangkap sebagai orang awam adalah sepanjang jalan tol pemandangan/panorama alam terasa asri dan indah. Sawah dan perbukitan ada di samping kanan dan kiri-bawah jalan. Pemilihan lahan yang memanfaatkan bukit dan lembah tanpa menggusur dan tetap prioritas mempertahankan lahan produktif(persawahan) sangat terasa. Tampak keseimbangan eko sistem di sepanjang jalan tol yang dibangun menjadi perhatian seksama untuk dijaga.
Sering kita jumpai pembangunan jalan lingkar yang menggusur tanah persawahan yang sebetulnya masih sangat produktif. Belum Iagi seteIah pembangunan jalan selesai, sawah di kiri dan kanan jalan pun segera mulai dikeringkan, diuruk, yang biasanya dalam waktu singkat akan segera dipadati bangunan permanen. Sungguh sayang.
Sisi lain yang menarik, jalan tol Semarang-SoIo akan menghabiskan dana Rp 7 triliun. Nantinya akan dikelola oleh PT Trans Marga Jateng yang didirikan 7-7-2007. Dari berbagai sumber, tak sengaja ditemukan angka 7 terkait proyek jalan tol Semarang-Solo. Nanti-nya panjangnya 76,56 km (apalagi kalau boleh dibulatkan menjadi 77 km). Teringat tulisan di surat pembaca beberapa waktu lalu berjudul ”Misteri Angka 7 di semua Kultur” (secret of seven) yang ditulis RM Ismunandar S, Salatiga, tanggal 24 September 2009.
Ternyata diuraikan beserta contoh-contohnya, bahwa angka 7 ada di semua kultur (baik Indonesia/Jawa, Tionghoa, Bali, dan di negara Barat). Tentunya tidak untuk membahas ulang dari sisi kultur yang telah diurai secara apik. Juga bukan untuk membahas dari sisi teknis-ilmiah. Tapi dari sisi lain. Keberadaan angka 7 pada proyek itu mengingatkan pada hal-hal yang menarik untuk disimak.
Sebagai penggemar film kungfu, sekitar tahun 1975, ada film The Seven Magnificent (bintang filmnya kalau tak keliru antara lain David Chiang, Tilung, Fu Shen, Wang Tao, Wang Yu, Chen Kuan Tay, dan satu lagi saya lupa). Indonesia juga pernah punya Seven Magnificent di bulu tangkis era Liem Swie King, Rudi Hartono, Iie Su-mirat, Tjuntjun-Johan Wahyudi, Christian Hadinata - Ade Chandra. Ada juga film The Magnificent Seven yang dibintangi aantara lain Yul Bryner, Steve Mc Quen, Charles Bronson, James Coburn, Robert Vaughn. Kita juga mengenal puyer Bintang Toedjoe. Salah satu acara teve swasta yaitu On The Spot selalu menunjukkan 7 (tujuh) kejadian, fenomena, figur. Tampaknya angka 7 identik dengan hal-hal positif, unik, menarik, bahkan heroik.
Semua pekerjaan selalu penuh tantangan bila kita mengerjakan sepenuh hati untuk hasil terbaik. Halangan, rintangan seolah menjadi batu ujian. Konon, mengutip yang pernah saya baca, sepanjang telah melalui atau setidaknya mengalami enam hambatan, halangan, berarti harus bersyukur. Karena, akan datang kejadian ke 7 atau dalam bahasa Jawa ”pitu” yang bisa dimaknai sebagai pitulungan/pertolongan.
Pertolongan bisa datang dari mana saja, sepanjang kita telah berupaya dengan keras, cerdas, dan ikhlas. Termasuk pertolongan-NYA. Ada benarnya, karena setelah mengerjakan secara sepenuh hati, biarkan Yang Maha Kuasa menuntaskan. Tuhan tak akan menguji melebihi batas kemampuan umatnya. Semua akan indah pada waktunya.
Purnomo Iman Santoso - El
Villa Aster II Blok G No 10
Srondol, Semarang 50268

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home