Menduduki Jabatan ?
Harian “KOMPAS” edisi Jawa Tengah tanggal 02 Juli 2005
Dalam setiap kesempatan pidato pisah–sambut berkaitan dengan diangkat ataupun selesainya tugas pejabat ,sering kita dengar ungkapan, bahwa jabatan itu mandat rakyat ,jabatan itu hanya sementara, atau jabatan hanya titipan Tuhan .
Kenyataannya ,tidak jarang jabatan itu diraih dengan perjuangan ekstra keras dan dengan uang yang besar.Istilah “perebutan kursi” , “duduk sebagai ketua”, bahkan kursi digunakan sebagai visualisasi acara TV menjelang pemiliham presiden atau pejabat llain.Beljar dari Bupati Sutjipto yang diturunkan rakyat Tegal tahun 1998,Bupati Kampar Jefrie Noer tahun 2002, dan yang terkini kasus Bupati Temanggung Totok Ary Prabowo,menunjukkan prakteknya jabatan bertentangan dengan ungkapan bijak yang selalu disampaikan saat pidato.Kalau benar2 memahami makna jabatan ,tentunya pejabat akan mengayomi bawahan hingga rakyatnya sehingga suasana akan sejuk, bertanggung jawab,rendah hati dan penuh kedewasaan.Karena menjadi pejabat sebenarnya adalah menjadi abdi atau yang memilih beri mandat sekaligus ibadah kepada Tuhan.
Terkait dengan jabatan ,lebih tepat dipakai istilah memangku jabatan, bukan menduduki jabatan .Bahasa bisa dipakai alat represi .
Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G no. 10
Srondol,Semarang 50268
----------------------------------
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home