Tuesday, February 21, 2017

CAMERA DARLING

Harian Suara Merdeka tanggal 21 Februari 2017

Istilah media darling, tak tahu definisi persisnya, hanya dalam pemahaman awam adalah sosok yang disukai media karena bisa jadi bahan berita yang dinilai menarik perhatian publik. Entah karena kebetulan, media darling banyak ditemukan pada sosok public figure.
Petinju legendaris Muhamad Ali dijuluki si Mulut Besar (tapi, prestasinya juga besar). Pernyataannya, aksinya dengan jurus rope a dope nya, hampir selalu diburu wartawan dan menghiasi headline berita media dunia,bahkan hingga akhir hayatnya. Jose Morinho manager Manchester United, mendapat julukan The Special One. Tak semua public figure layak dikategorikan sebagai media darling.
Lepas dari segala kontroversinya, kategori media darling lebih pas untuk sosok-sosok yang berprestasi jelas,tampil natural apa adanya,baik bahasa maupun sikapnya. Kalau diperhatikan, sosok di atas tak selalu penuh pujapuji, tapi kadang juga dicerca-”dimaki”.Namun,harus diakui bahwa capaian (positif)-nya tidaklah biasa. Di era IT, media tak lagi terbatas cetak. Ada media elektronik hingga media sosial lengkap dengan audio dan visual.
Penggunaan gadget, smartphone sudah sangat luas di masyarakat. Ini disadari oleh industri media.Dengan mengoptimalkan kamera, berusaha ”memproduksi” public figure antara lain melalui acara infotainment. Ada juga yang dengan kompetensinya ataupun pengaruhnya plus kemampuan olah tutur dan olah gesture yang terukur dan serba teratur menjadi nara sumber berbagai issue di media.
Melalui Youtube,Facebook dll, banyak awam yang ”proaktif” agar bisa terpromosi menjadi public figure. Mengupload aktivitasnya dengan harapan mendapatkan banyak followers . Muncullah sosok yang pasnya disebut camera darling ,dan biasanya juga eye catching. Media darling diburu wartawan karena erat dengan kinerja nyata luar biasa dan reputasi bagus teruji.
Camera darling seringkali masih harus diuji waktu apakah semua yang muncul di publik itu praktek yang telah memberi manfaat luas, atau berpotensi mengecoh masyarakat.Karena ternyata hanya teori,wacana sebagai kemasan, untuk bentuk opini sesaat atau demi popularitas.Media darling ”Ditangggung tidak luntur”, camera darling ”Luntur tidak ditanggung”.

Purnomo Iman Santoso-EI Villa Aster II Blok G No. 10 Srondol, Semarang


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home