Saturday, October 09, 2004

"Pengamen" Kebumen,Sudah Meresahkan

“Pengamen” Kebumen ,Sudah Meresahkan
Harian “SUARA MERDEKA” 9 Oktober 2004

Saya berbincang dengan tokoh agama yang kebetulan ditanya aparat polisi yang mencari masukan situasi Kamtibmas.Beliau menyatakan, pengamen sudah meresahkan warga.Namun menurut petugas, pengamen berasal dari luar daerah, memilih Kebumen karena dinilai “empuk”. Petugas menyesalkan para pemilik toko yang tidak berani menolak,sehingga pengamen merajalela.Pemilik toko Salah lagi!.
Untuk masalah keberanian saya coba sampaikan suatu kisah nyata sebagai berikut; mertua saya umur 71 thn saat kerusuhan Kebumen meledak tgl 7-September-1998 Dia punya karyawan yang seluruhnya wanita.”Pengamen”(pemalak bergitar) ,peminta sumbangan mulai marak pasca kerusuhan.Awalnya selalu ditolak,namun jangankan ditolak,dibayar kurang atau tidak semua rombongan diberi uang(tiap rombongan sampai 5 orang),mereka akan mengintimidasi. Pengalaman ini dialami oleh banyak toko lain.Saya bukan penakut,namun punya rasa takut juga.Akhirnya saya sarankan ke mertua untuk mengalah.Sikap ini malah dimanfaatkan secara “optimal” sehingga kebablasan. Bayangkan,wanita2Tanpa backing,berani menolak,walau “imbalannya” sangat menyakitkanhati.
Saya setuju bahwa aktivitas “pengamen”(pemalak bergitar) di Kebumen , sudah sangat meresahkan warga. Mungkin pihak aparat bertanya ,kok tidak lapor.Sama sekali tidak lapor ,tidak mungkin.Warga bisa timbul pertanyaan,ada polisi saja mereka berani.Tapi sebaiknya tidak berhenti pada polemik, karena kondisi sebenarnya sudah sangat kasat mata. Masukan untuk petugas ,perlu pemahaman bahwa masyarakat dari daerah yang pernah mengalami kerusuhan apalagi dalam setiap pengarahan selalu diberi stigma sebagai pihak yang salah, secara psikologi berbeda dengan warga dari kota yang selama ini aman2.Pasti ada Trauma sehingga tolok ukur berani/tidak berani bisa menyesatkan.Dengan pertimbangan “biar ada bukti” menunggu terjadinya gesekkan apalagi benturan baru bertindak , tidaklah bijaksana. Terima kasih atas kepedulian anggota polisi yang mau jemput bola mencari info.Diharapkan bisa lebih proaktif lagi, tegas bukan sekedar keras.Memfasilitasi dan menggali pendapat untuk mengembalikan kepercayaan diri warga demi tercapainya suasana kondusif dan produktif. Cara ini saya pikir lebih elegant dan bermanfaat jangka panjang.

Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II G No. 10,Srondol,
Semarang 50268
--------------------------------

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home