Menghargai Wanita
Tiap tahun anak sekolah hingga karyawati ,sibuk rayakan Hari Kartini.Sekian lama diperingati,toh kejadian yang mengusik harkat wanita terus terjadi. Perkosaan,bahkan diberapa peristiwa besar lainnya,bukan dianggap aib bangsa yang harus ditindak tegas.Cukup jadi polemik dimedia masa.Perdagangan wanita terus terjadi antar negara. Meski sempat dipimpin oleh presiden wanita,bukan berarti ada perubahan perlakuan terhadap wanita. TKW yang bernyali tinggi,berjuang mencari nafkah dimanca negara,dipungli.Predikat pahlawan devisa tak menjadikan dihargai. Beberapa kali demo para wanita dihadapi oleh pria kekar perkasa.Belum lagi kasus pelecehan terhadap wanita,terjadi dipabrik hingga di jalan raya.
Ini makin menyadarkan kita bahwa emansipasi wanita tidak cukup dengan adanya presiden wanita,meningkatnya jumlah birokrat wanita serta produksi UU KDRT hingga RUU APP.Juga,tidak cukup memproteksi wanita dengan ungkapan klise “yang melahirkan kita wanita”,ataupun “sorga dibawah kaki ibu”.
Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,Semarang 50268
Warga Epistoholik Indonesia
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home