Cegah Flu Burung
Berita mengenai flu burung akhir-akhir ini kembali menyita perhatian. Upaya Dinas Kesehatan dan dinas terkait sepertinya tiada henti.Dari penyuntikan/ vaksinasi,penyemprotan,sosialisasi ciri-ciri unggas terinfeksi virus hingga unggas yang harus dibunuh/dibakar/dikubur terus gencar diinformasikan.Belum lagi penanganan terpadu untuk orang yang terinveksi,sudah ada RS dengan peralatan lengkap untuk jadi rujukan.
Saya bukan dari latar belakang kedokteran atau dari disiplin ilmu yang erat dengan penanganan flu burung.Tapi mencermati langkah dan sosialisasinya, tampak ada yang terlupakan.Bahkan terabaikan atau mungkin diinformasikan namun kurang keras gaungnya.Yang saya maksud berkaitan dengan penanganan botol/ampul bekas vaksin.Seingat saya-(kalau salah mohon dikoreksi)-vaksin adalah kuman/virus yang dilemahkan, kemudian disuntikkan, untuk perkuat antibodi.Kalau ini benar,penanganan terhadap botol/ampul bekas vaksin harus benar-benar serius dan seksama.
Dalam pemahaman awam,kalau botol bekas vaksin tidak dimusnahkan secara tuntas,ini dapat berakibat kuman/virus yang dilemahkan akan tercecer.Bukan tidak mungkin,kuman yang telah mengalami rekayasa genetik menjadi vaksin tersebut tetap hidup dialam bebas dan akan makin ganas. Bila kelalaian benar terjadi,berpotensi akibatkan penyebaran virus flu burung semakin susah dipetakan dan sulit dikendalikan.
Melengkapi langkah pencegahan yang telah disosialisasikan,sepertinya sangat mendesak untuk perlu dikampanyekan secara gencar,dicontohkan serta diawasi ketat.Penanganannya harus disiplin ketat dimusnahkan,dibakar sampai habis.Mengingat bahayanya flu burung,sanksi tegas bagi yang lalai,sangat dibutuhkan.Sekedar saran,semoga bermanfaat.
Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home