Jasa Keuangan Tak Dikelola Sosok Setengah Dewa
Teringat presentasi asuransi untuk pendidikan anak, manajer asuransi menjelaskan tentang reputasi perusahaannya hingga manfaat produknya. Sampai ke sesi tanya jawab, tiba-tiba ada pertanyaan yang agak membingungkan. Bagaimana kalau perusahaan asuransinya bangkrut?
Manajer asuransi tampaknya tak siap. Setelah itu bermunculan pertanyaan dari peserta dan semua dijawab tuntas. Pertanyaan saya disinggung pun tidak. Pertanyaan sejujurnya yang saat itu melintas tampaknya membuat kurang berkenan. Dikira tidak relevan.Tak lama berselang, sekitar pertengahan tahun 1992, Bank Summa kalah kliring dan berujung kebangkrutan.
Bagaimana mungkin bank, tempat uang, kok bangkrut? Saat itulah proses mengenal lebih jauh industri keuangan dimulai. Industri keuangan diidentikkan dengan tempat berkumpulnya orang pilihan dari segi skill, smart, juga integritas. Konon pada fit and proper tes yang dilakukan Bank Indonesia, integritas mendominasi. Integritas mutlak untuk yang berkecimpung di industri ini. Bobotnya mencapai 40% dari total penilaian. Tahun 1998 Indonesia diguncang krisis moneter. Bank berguguran. Tak jelas apa ada perusahaan asuransi yang bangkrut, yang pasti banyak kelimpungan.
Pertengahan September 2008, giliran dunia yang terguncang. Diberitakan, sebuah perusahaan jasa keuangan papan atas di Amerika bahkan dunia, yang berdiri tahun 1850, berusia 158 tahun, bernama Lehman Brothers, bangkrut. Belakangan diketahui, dari gugatan para pemegang saham penyebabnya adalah akibat direksi, termasuk CEO Lehman Brothers, Richard Severin Fuld Jr berbohong soal kinerja keuangan.
Di penghujung tahun 2008 terjadi penipuan di Wall Street. Korbannya? Bank, perusahaan asuransi, sutradara, aktris, universitas, yayasan. Semuanya terkemuka di Amerika dan dunia. Dalangnya Bernard Madoff, mantan ketua Nasdaq, bursa saham khusus perusahaan teknologi. Jumlah dana investasi yang ditilep 150 miliar dolar AS. Dia dihukum 150 tahun penjara. Akibat krisis keuangan melanda Amerika tahun 2009, lembaga penjamin simpanan di Amerika, Federal Deposit Insurance Corp, nyaris bangkrut, karena kekurangan dana akibat banyaknya bank yang bermasalah. lnvestor biasanya diberitahu peringkat terkait perusahaan/negara/surat berharga.
Peringkat dilakukan oleh lembaga pemeringkat kelas wahid yang integritasnya prima. Tahun 2011 ada berita di media, ”Bos Standard & Poor”s Diganti”. Presiden S & P, Deven Sharma diganti Douglas Peterson. Penyebabnya S & P dicurigai memberikan peringkat baik untuk obligasi yang sebenarnya tak bermutu. Belakangan, S & P juga diketahui memberi peringkat AAA/tertinggi pada Lehman Brothers hingga detik terakhir kebangkrutannya.
Nah, kalau menengok kejadian-kejadian itu, industri jasa keuangan bukan dikelola sosok-sosok setengah dewa. Meski brillian, lulus uji integritas, senior, tetaplah manusia biasa yang kodratnya tak sesempurna setengah dewa sekali pun. Alkisah, di tempat uang bersemayam banyak setan bergentayangan. Jadi, bila tak kuat iman, tak tahan godaan setan, hasil lulus uji fit and proper pun bisa berantakan, bangkrut. Meski perusahaan kaliber dunia sekali pun jawabannya bisa bangkrut. Bukannya karena tidak piawai, tapi bila mengabaikan fair dan win-win. Bila abaikan cenglie (adil) dan liangsim (nurani).
Informasi ini hanya sebagai penyeimbang di tengah rutinitas sehari-hari yang sarat dominasi kalkulasi untung dan rugi. Dengan seimbang paling tidak melatih punya kontrol diri. Cerdas tanpa harus membungkam, menggadaikan maupun mengkhianati nurani, demi materi yang membuat menyesal di kemudian hari. Informasi berimbang, termasuk kepada klien, adalah bagian dari Integritas. Terbiasa saling mengingatkan untuk menjaga integritas akan terus melahirkan profesional-profesional unggul. Industri jasa keuangan Indonesia pun akan jadi unggulan dan memberi manfaat bagi kita, sesuai tujuan mulia saat pendiriannya.
Purnomo Iman Santoso-El
Villa Aster II Blok G No 10
Semarang 50268
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home