Tuesday, December 03, 2013

Jasa Keuangan Tak Dikelola Sosok Setengah Dewa

Harian Suara Merdeka tanggal 4 Desember 2013

Teringat presentasi asuransi untuk pendidikan anak, manajer asuransi menjelaskan tentang reputasi perusahaannya hingga manfaat produknya. Sampai ke sesi tanya jawab, tiba-tiba ada pertanyaan yang agak membingungkan. Bagaimana kalau peru­sahaan asuransinya bangkrut?
Manajer asuransi tampaknya tak siap. Setelah itu bermunculan pertanyaan dari peserta dan semua dijawab tuntas. Perta­nyaan saya disinggung pun tidak. Pertanyaan sejujurnya yang saat itu melintas tampaknya membuat kurang berkenan. Dikira tidak relevan.Tak lama berselang, sekitar pertengahan tahun 1992, Bank Summa kalah kliring dan berujung kebangkrutan.
Bagaimana mungkin bank, tempat uang, kok bangkrut? Saat itulah proses mengenal lebih jauh industri keuangan dimulai. In­dustri keuangan diidentikkan de­ngan tempat berkumpulnya orang pilihan dari segi skill, smart, juga integritas. Konon pada fit and proper tes yang dilakukan Bank Indonesia, integritas mendominasi. Integritas mutlak untuk yang berkecimpung di industri ini. Bobotnya mencapai 40% dari total penilaian. Tahun 1998 Indonesia diguncang krisis moneter. Bank berguguran. Tak jelas apa ada perusahaan asuransi yang bangkrut, yang pasti banyak kelimpungan.
Pertengahan September 2008, giliran dunia yang terguncang. Diberitakan, sebuah perusahaan jasa keuangan papan atas di Amerika bahkan dunia, yang berdiri tahun 1850, berusia 158 tahun, bernama Lehman Bro­thers, bangkrut. Belakangan diketahui, dari gu­gatan para pemegang saham penyebabnya adalah akibat direksi, termasuk CEO Lehman Brothers, Richard Severin Fuld Jr berbohong soal kinerja keuangan.
Di penghujung tahun 2008 terjadi penipuan di Wall Street. Kor­ban­nya? Bank, perusahaan asuransi, sutradara, aktris, universitas, ya­ya­­san. Semuanya terkemuka di Ame­­rika dan dunia. Dalangnya Ber­­nard Madoff, mantan ketua Nas­­daq, bursa saham khusus per­u­sa­haan tek­nologi. Jumlah dana in­ves­tasi yang ditilep 150 miliar dolar AS. Dia dihukum 150 tahun penjara. Akibat krisis keuangan melanda Amerika tahun 2009, lembaga penjamin simpanan di Amerika, Federal Depo­sit Insu­rance Corp, nyaris bang­krut, karena kekurangan dana akibat ba­nyak­nya bank yang ber­masalah. lnvestor biasa­nya diberitahu peringkat terkait pe­rusa­haan/ne­gara/surat berharga.
Peringkat dilakukan oleh lembaga pemeringkat kelas wahid yang integritasnya prima. Tahun 2011 ada berita di media, ”Bos Standard & Poor”s Digan­ti”. Presiden S & P, Deven Shar­ma diganti Douglas Peterson. Penyebabnya S & P dicurigai memberikan peringkat baik untuk obligasi yang sebenarnya tak bermutu. Belakangan, S & P juga diketahui memberi peringkat AAA/tertinggi pada Lehman Brothers hingga detik terakhir kebangkrutannya.
Nah, kalau menengok kejadian-kejadian itu, industri jasa keuangan bukan dikelola sosok-sosok setengah dewa. Meski brillian, lulus uji integritas, senior, tetaplah manusia biasa yang kodratnya tak sesempurna setengah dewa sekali pun. Alkisah, di tempat uang bersemayam banyak setan bergentayangan. Jadi, bila tak kuat iman, tak tahan godaan setan, hasil lulus uji fit and proper pun bisa berantakan, bangkrut. Meski perusahaan kali­ber dunia sekali pun jawabannya bisa bangkrut. Bu­kannya karena tidak piawai, tapi bila menga­baikan fair dan win-win. Bila abaikan ceng­lie (adil) dan liangsim (nura­ni).
Informasi ini hanya sebagai penyeimbang di tengah rutinitas sehari-hari yang sarat dominasi kalkulasi untung dan rugi. Dengan seimbang paling tidak melatih punya kontrol diri. Cerdas tanpa harus membung­kam, menggadai­kan maupun mengkhianati nurani, demi materi yang membuat me­nye­sal di kemudian hari. Infor­masi berimbang, termasuk kepada klien, adalah bagian dari Inte­gri­tas. Ter­biasa saling mengingatkan untuk menjaga integritas akan terus me­lahirkan profesional-profesional unggul. Industri jasa keuangan In­donesia pun akan jadi unggulan dan memberi manfaat bagi kita, sesuai tujuan mulia saat pendiriannya.

Purnomo Iman Santoso-El
Villa Aster II Blok G No 10
Semarang 50268

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home