Tuesday, July 19, 2005

Etnis Cina ?

Etnis China ?
Harian “KOMPAS” edisi Jawa Tengah tanggal 19 Juli 2005

Dalam hal Nasionalisme dan patriotisme“warga negara indonesia beretnis china” sebenarnya tak sebatas sebagai supporter sepakbola .Suka tidak suka ternyata “wni beretnis china” sudah terlanjur terlibat sejak embrio, ikut membidani saat lahir,mengasuh saat tumbuh hingga dewasanya Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI). Bahwa dalam sejarah tak disebut dan generasi muda tidak tahu hal ini, saya kira itu urusan ke negarawan an pemimpin.Yang pasti dalam dokumen penting negara pasti tidak bisa diingkari.
Akan tetapi tepatkah sebutan “WNI beretnis china”?Kehadirannya dibumi pertiwi ini sejak dahulu kala .Konon nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan daratan china nun jauh diseberang lautan sana.Sehingga kita bangga lagu “nenek moyangku ,seorang pelaut....”.Beranak pinak ada yang menjadi etnik tionghoa (tiongkok hoakiauw), suatu etnik yang telah disepakati founding father NKRI untuk masuk dalam semboyan BhinekaTunggalIka.
Tionghoa adalah Etnis=suku bangsa(ethnic), China adalah bangsa (nation).
Sebenarnya etnik tionghoa merumput sudah sejak di stadion Ikada, stadion Senayan dan banyak stadion dipelosok Nusantara . Sejak era Tan Liong Hauw, Kwee Kiat Sek,The San Liong yang berlanjut ke era Surya Lesmana (Persebaya-Persija),Budi Tanoto-Wahyu Tanoto(Persija), Yoseph Wijaya (PSM) dan masih banyak lagi.Namun perannya disamarkan karena adanya peraturan Ganti Nama. Beruntung Tan Tjeng Bok,Kwik Kian Gie,Liem Swie King,Liem Siauw Bok,Yap Thiam Hien misalnya ,tak ganti nama.Jika (semua) orang Tionghoa berganti nama dan ada monopoli interpretasi (yang dikembangkan) dari penguasa, tuntas kesimpulan tak terbantahkan (di masyarakat) bahwa selain Liem Sioe Liong (yang konglomerat) dan Edi Tansil (yang pembobol Bapindo), seolah “warga negara indonesia beretnis china” tidak berkiprah dibidang lain . Di Era dimana tidak populer lagi pemikiran diskriminatif ,Ibu Pertiwi tentu akan bersedih apabila sumbangsih salah satu anak negri di nisbi kan hanya untuk suatu kepentingan sesaat .

*)Sekedar masukkan untuk Mayor Haristanto,Jl Kol Sugiono 37,Solo,Surat pembaca Kompas 5-2-2005 “Supporter yang membanggakan”
“Sebagai warga Solo yang hadir kesana ,saya menangkap aroma yang membanggakan sekaligus mengagetkan.Mereka adalah warga negara indonesia beretnis china yang sangat mencintai tanah kelahirannya Indonesia!”


Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268
--------------------------------------------



Note :
-Ditengah simpang siur istilah Cina-Tionghoa,Pribumi-Non Pribumi,Keturunan-Asli,”WNI”.
-Pemberian stigma untuk orang tionghoa sebagai eksklusif,tidak membaur hingga binatang ekonomi
-Aneka aturan diskriminatif
Semua diatas saya yakini sangat jauh dari semangat Nation Building yang dibutuhkan oleh sebuah bangsa, sangat bertentangan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika dan penuh dengan semangat untuk pengingkaran kodrat dan pemupukkan sentimen ras.Belum lagi manipulasi sejarah secara sistematis yang membuat generasi muda cenderung cenderung hanyut dalam monopoli interpretasi yang menyesatkan dan tidak fair.

Sebagai awam saya meluncurkan istilah baru – rekaan sendiri, yaitu Tiongkok-Hoakiauw untuk istilah Tionghoa.Ini untuk melengkapi kesimpang siuran istilah diatas namun dengan tujuan berbeda.Kalau kesimpang siuran,stigma dll diera orba ditunjukkan kuat dengan semangat diskriminasi,kambing hitam dan menciptakan jurang lebar diantara anak bangsa agar ada pihak yang bisa dimanfaatkan sebagai sapi perah, maka “peluncuran” istilah baru Tiongkok Hoakiauw – untuk istilah Tionghoa lebih dengan semangat sebaliknya.Yaitu semangat persatuan,menghargai perbedaan, mengembalikan keberadaan orang tionghoa di indonesia sebagai bagian dari anak bangsa dengan segala kontribusi,kelebihan dan kekurangannya seperti halnya layaknya umat manusia pada umumnya.Toh kebersamaan sebenarnya sudah ada sejak dulu namun dikoyak oleh dan untuk kepentingan penjajah.Intinya untuk semangat Nation Building dan positif,boleh kan saya ciptakan istilah baru ?

Dibawah ini beberapa cuplikan tulisan yang menunjukkan kesimpang-siuaran ,pendapat,opini dll:
ANTARA ZUGUO,HUAQIAO,dan”KETURUNAN” , TEMPO 11-8-1990
“Sebagian besar etnis China dikawasan Asteng sudah menjadi warga negara lokal,kecuali sejumlah orang yang resminya masih berstatus warga negara RRC-termasuk sekitar 300 ribu yang berdiam di indonesia.
Mengikuti pendapat ini,istilah huaqiao hanyalah diterapkan pada orang cina yang berdiam diluar negri dan masih mempertahankan kewargaan cinanya.Sedangkan untuk cina lokal ada yang mengusulkan istilah Huayi (etnis cina) atau huaren(orang cina)....
Ada yang menggunakan istilah “Keturunan” atau istilah salah kaprah “WNI”


BUKAN CINA MELAINKAN TIONGHOA ,Suara Merdeka tgl 18-9-1998,Budi H Halim Jl.Dr Cipto 48,Smg
“1.Istilah cina diambil dari kata Cina pada dinasti Cin yang diturunkan Kaisar Cin She Huang pada zaman Can Woo dst........ (293-243 SM)
Untuk melanggengkan kekuasaan ,kaisar Cin mengutus Shin Fu ke Gunung Dewa diwilayah Timur (Gunung Fuji di Jepang) mencari obat dewa yang diyakini membuat manusia bisa hidup selamanya.
Masyarakat Jepang menyebut Shin Fu dan rombongannya sebagai Sinajin(orang Cin)”

“kata Cin yang lain menurut sejarah yaitu Cina.
Pada abad ke 7 ,pohon tebu dari India telah masuk dan ditahan di Yang Chao,Provinsi Fu Jian(Hok Kian) TiongKok.Ternyata hasil pohon tebu yang tumbuh di Hok Kian lebih manis.Pohon ini kemudia masuk lewat jalur sutera ke India disebut Cina dan saat menembus Bangladesh disebut Cini.

2.Istilah Tiongkok berasal dari kata Chong Kwok,artinya Negara Tengah.Sejak jaman Huang Ti mayoritas penduduk daratan cina adalah suku bangsa Han yang berdiam dihilir sungai Huang Ho(sungai kuning) dan disebut Hoa Shia.Suku Bangsa Han atau Chong Yen atau Chong Kwok (tiongkok)yang berdiam di Hoa Shia kemudian dikenal dengan Chong Hoa (Chong Kwok dan Hoa Shia atau Tiongkok).Sementara rakyatnya disebut Chong Hoa (Tionghoa).Kemudian kata Tiongkok dan Tionghoa dipakai sebutan negara.

3.Istilah keturunan Tiongkok ini ditujukan bagi yang lahir di tiongkok dan yang merantau disebut hoakiao,sedangkan keturunan Tionghoa yang lahir diluar Tiongkok disebut keturunan Hoakiao(Tionghoa perantauan) ... dst

Demikian penjelasan istilah Tiongkok dan Tionghoa yang lebih tepat ketimbang Cina.


APA ADA NON PRIBUMI,FORUM KEADILAN tanggal 5-10-1998,ARIEL HERYANTO
“Dalam kenyataan hidup sehari-harisesungguhnya yang dinamakan “nonpribumi” itu tidak ada.Kaum nonpribumi atau “WNI Keturunan Cina” hanya ada dalam angan,umpatan,formulir kelurahan atau gosip.Jadi,kalaupun mau dibahas adalah sejenis wacana,angan angan fiksi atau ideologi.Dan,untuk membahasnya dibutuhkan teori sastra,teater,psikologi,bahasa atau ideologi.Bukan Demografi,sejarah,Ekonomi,Ilmu Politik.Tidak juga statistik untuk mengukur sekian persen penduduk indonesia menguasai sekian persen Ekonomi Nasional ......... dst “

KAKEK MOYANG TIONGHOA di INDONESIA BUKAN MERANTAU,SUARA MERDEKA tanggal 21-10-1998, EDDY ASMORO SUTAN HADISARA
“ ... karena kebiadaban Cin Sie Ong ........ dst
“Karena sikap tersebut sudah tentu ini membuat sakit hati para cendekiawan serta bangsawan yang tidak menyukainya.Sejak itu pula bangsawan serta cerdik pandai banyak yang melarikan diri ..... dst
“dengan demikian , sebagaimana saya sebutkan dalam judul mereka bukan sekedar merantau tetapi minggat (melarikan diri) untuk mencari hidup.Karenanya arti minggat dan perantauan (hoakiao sangat berbeda)
Minggat (melarikan diri berarti tidak ada niatan untuk kembali lagi kenegaranya.
Merantau berarti ada hasrat atau niat kembali kenegara asalnya serta kekayaan yang diperoleh dari perantauan akan dibawa serta kembali kenegaranya atau dikirim pada kerabat yang berada dinegaranya .


ASAL-USUL ISTILAH CINA dan TIONGHOA ,SUARA MERDEKA tanggal 20-11-1998,Budi H Halim
“setelah kejatuhan Dinasti Man Cu didirikan negara republik yang dinamakan Chonghoa Min Kwok(Tionghoa Bin Kok) .Kemudian tahun 1949 ,Tiongkok Baru lahir dengan nama Chonghoa Ren Ming Kok Hee Kwok.
Semuanya menggunakan istilah Tiongkok atau Tionghoa.Jadi tak ada alasan untuk mengganti dengan Cina atau Cini. “


ANTARA CINA DAN TIONGHOA ,GATRA 7-11-1998 , A DAHANA
“Kalau berpijak pada etimologi istilah yang netral adalah Cina.Sayangnya ,istilah ini terlanjur berkonotasi buruk lantaran sering dikaitkandengan hal-hal buruk etnis tionghoa.Maklumlah kata cina sering diikuti kata lain yang degeneratif seperti “Cina Loleng” atau “Cina Mindring”

”Tak usah ada peraturan khusus yang mengatur penggunaan istilah seperti Surat Edaran tahun 1967 yang menunjukkan sikap emosional sehubungan dengan tuduhan bahwa RRT dan organisasi etnis Tionghoa kiri-Baperki terlibat dan mendukung G-30-S PKI”


MERANTAU NAMANYA HOAKIAO,SUARA MERDEKA tanggal 9-12-1998,Budi H Halim
(tanggapan untuk Surat pembaca KAKEK MOYANG TIONGHOA di INDONESIA BUKAN MERANTAU,SUARA MERDEKA tanggal 21-10-1998, EDDY ASMORO SUTAN HADISARA)
‘... dan yang disebut Hoa Kiauw bukan dipandang atau dikatakan dari minggat,dagang,kelaparan atau budak.Pokoknya kalau sudah keluar dari negaranya lebih dari 2 tahun , semuanya disebut Hoa Kiauw, dilihat dari tulisan Prof Wang Cwen Cang ahli sejarah guru besar Universitas Chi Nan Kwang Coo dan Ghe Siu Syeh ahli Tiongkok dari Taiwan.”

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home