Sunday, November 13, 2005

Pandemi Konsumerisme

Harian “SUARA MERDEKA” ,13 November 2005

Masa lalu TV dipakai pemerintah untuk propaganda dan indicator keberhasilan pembangunan.Kini , diera reformasi ,masyarakat dibius TV dengan acara yang tidak edukatif.Ada acara reality show dimana pemenang secara spontan belanjakan uang untuk puaskan hasrat konsumtifnya.
TVpun nyala seharian untuk nonton infotainment,sinetron tiada henti mendorong pemirsa ikut gaya hidup yang serba gemerlap. Waktu terbuang sia-sia hanya nonton TV dan ngrumpi ala selebritis. Penghasilan habis untuk bayar listrik,beli pulsa.Makan bergizi,gaya hidup sehatpun terabaikan.
Lembaga keuangan Bukan Bank(LKBB) maupun Bank, tak mau kalah. Memanjakan hasrat konsumtif masyarakat dengan promosi berbagai kredit murah.Pertumbuhan kredit konsumen meningkat pesat.Hebatnya dari produk hingga lembaga keuangan yang siap biayai , semua milik negara lain.Bangsa Indonesia secara sistematis dibina hanya untuk jadi konsumen.
Apa jadinya kalau jutaan anak putus sekolah maupun yang masih sekolah, sebagian besar waktunya hanya untuk nonton TV,main playstation, game. Bukan hanya terabaikan kesehatannya namun juga terbengkalai pendidikannya.Anak2 ini akan tumbuh menjadi pribadi yang lemah fisik dan “sakit” mental.Kurang gizi-rentan penyakit ,berkhayal hidup enak hanya dengan malas2an.Kalau flu burung baru diantisipasi,konsumerisme di Indonesia sudah jadi pandemi.Dimulai dari lingkungan keluarga, mari kita basmi pandemi konsumerisme dengan tonton TV seperlunya dan hanya untuk acara yang bermutu. Gunakan waktu sebanyak mungkin untuk kegiatan produktif,sehat dan bermanfaat.


Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home