Monday, December 12, 2005

Paradigma Baru

Harian “KOMPAS” edisi Jawa Tengah tanggal 12 Desember 2005

Setelah 60 tahun , lahir pemahaman baru tentang pentingnya pendidikan.Walau masih sebatas angka di Rencana APBN 2006,masih tunggu realisasinya,namun ini disyukuri sebagai hadiah terindah bagi bangsa Indonesia pada Ulang Tahunnya ke 60. 60.Dikatakan terindah ,karena pemerintah tampaknya semakin komit cerdaskan anak bangsa setelah lama dijejali slogan dan monopoli interpretasi.
Paradigma baru harus tulus demi kemajuan dunia pendidikan keseluruhan, jangan hanya untuk sekolah negri .Kalau dibedah, ternyata peran dan kontribusi sekolah swasta tidak kecil.KH Abdurrahman Wahid alumni pondok pesantren (ponpes) Tambakberas Jombang, Ketua MPR Hidayat Nurwahid alumni Ponpes Gontor Ponorogo, Megawati Soekarnoputri pernah belajar di Yayasan Cikini. Dalam kondisi sesulit apapun, kontribusi prestasi sekolah swasta dalam mencerdaskan anak bangsa tak pernah surut. Perbaikan pendidikan harus tanpa kecuali.Bukan pemikiran prioritas,superioritas negeri atas swasta.Banyak sekolah swasta berprestasi yang terengah-engah menyejahterakan gurunya karena komit jalankan fungsinya,yakni tetap beri kesempatan belajar yang sama bagi warga kurang mampu.
Departemen Pendidikan Nasional harus dorong agar Sekolah bahu-membahu unjuk diri raih prestasi pendidikan setinggi-tinggi secara adil,bukan melalui koneksi,proteksi dan intervensi hanya dalam upaya meraih predikat sekolah favorit. Kalau tidak teruji secara tuntas, hanya hasilkan prestasi semu. Jangan nodai paradigma baru dengan Ketentuan yang berpotensi Diskriminatif seperti Undang-undang (UU) tentang Guru dan Dosen.Justru sekarang saatnya membersihkan peraturan diskriminatif karena hanya akan hambat anak bangsa berprestasi optimal.
Dukung sekolah berprestasi,Dorong yang berkembang, Tutup sekolah yang hanya mementingkan keuntungan.Sekolah Negeri dan Swasta harus bersatu padu demi pendidikan murah bermutu.

Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,Semarang 50268
Warga Epistoholik Indonesia

aslinya :
Kepada yth,
Redaksi Harian “KOMPAS”
Jl.Mentri Sumpeno No.30
S E M A R A N G
Paradigma Baru
Setelah 60 tahun , lahir pemahaman baru tentang pentingnya pendidikan.Walau masih sebatas angka di RAPBN 2006,masih tunggu realisasinya,namun ini disyukuri sebagai hadiah terindah bagi bangsa Indonesia di HUT nya ke 60. 60.Dikatakan terindah ,karena pemerintah tampaknya semakin komit cerdaskan anak bangsa setelah lama dijejali slogan,jargon,propaganda,manipulasi sejarah, monopoli interpretasi.
Banyak harapan.Paradigma baru harus tulus demi kemajuan dunia pendidikan secara keseluruhan.Jangan hanya untuk sekolah negri saja.Kalau dibedah, ternyata peran dan kontribusi sekolah swasta tidak kecil.Gus Dur alumni pondok pesantren Tambakberas Jombang, Ketua MPR Hidayat Nurwahid alumni Pondok Gontor Ponorogo, Megawati pernah belajar di Yayasan Cikini,MenTambem Purnomo Yusgiantoro alumnus SMA Kolese Loyola,Presenter Krisbiantoro-sesepuh pelawak Indonesia Edy Sud(alm) alumnus SMA Kolese De Brito dll. Dalam kondisi sesulit apapun, kontribusi prestasi sekolah swasta dalam mencerdaskan anak bangsa tak pernah surut. Perbaikan Pendidikan nasional harus tanpa kecuali.Bukan pemikiran prioritas,superioritas negeri atas swasta.Banyak sekolah swasta berprestasi yang terengah-engah sejahterakan guru2nya karena komit jalankan fungsinya, tetap beri kesempatan belajar yang sama bagi warga kurang/tidak mampu.Depdikbud harus dorong agar Sekolah bahu-membahu unjuk diri raih prestasi pendidikan setinggi-tinggi secara fair. Bukan melalui koneksi,proteksi,intervensi hanya dalam upaya meraih predikat sekolah favorit. Kalau tidak teruji secara tuntas, hanya hasilkan prestasi semu. Jangan nodai paradigma baru dengan Ketentuan yang berpotensi Diskriminatif seperti RUU Guru Dosen.Justru sekarang saatnya untuk membersihkan peraturan diskriminatif seperti Keputusan Mendikbud No.0170/U.1975*) karena hanya akan hambat anak bangsa berprestasi optimal hanya karena dilahirkan dengan kodrat berbeda-beda.Ini tak sesuai dengan Bhineka Tunggal Ika.
Dukung sekolah berprestasi,Dorong yang berkembang, Tutup sekolah yang bussines oriented.Negeri-Swasta bersatu padu demi pendidikan murah bermutu. Jadi,indikator pendidikan nasional maju ,bukan dominasi negeri dan swasta tutup disana-sini. Banyak juara Olimpiade Matematika –Fisika dari sekolah swasta, mereka bertarung untuk harumkan nama bangsa dan negara Indonesia.Saatnya paradigma baru dan maju diimplementasikan tanpa diskriminasi.

Semarang ,05 Desember 2005

(Purnomo Iman Santoso)
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,Semarang 50268
Warga Epistoholik Indonesia

*)Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0170/U.1975*) tentang Pedoman Pelaksanaan Asimilasi di Bidang Pendidikan


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home