Thursday, December 09, 2004

Bhineka Tunggal Ika dan Sepakbola

Bhineka Tunggal Ika dan Sepakbola
Harian “KOMPAS” 09 Desember 2004

Menyaksikan pertandingan Pra Piala Dunia antara Belanda vs Finlandia ,terbersit suatu angan-angan kapan kesebelasan Indonesia berjaya kembali seperti dimasa lalu.Di era The San Liong cs PSSI pernah dikenal sebagai salah satu macan asia. Waktu itu Kwee Kiat Sek ,The San Liong , Ramang ..... menjadi team tangguh membela nama Indonesia tanpa hambatan psikologis seperti yang dikembangkan oleh pemerintah (yang masih berlaku sampai sekarang) berupa... aku asli-kau keturunan.....Kita lihat kesebelasan negara bekas penjajah kita ,Belanda . Mereka disegani tidak hanya di Eropa namun bahkan di Dunia karena Ruud Guliit , Frank Rijkaard tidak diperlakukan sebagai warga keturunan, apalagi diberi stigma.Merekapun dapat bermain lepas dan menyatu sebagai trio bintang dengan Marco van Basten.Saat ini ada Edgar Davis-Captain Kesebelasan Belanda ,Clerence Serdof,Pierre van Hooijdonk membentuk kesebelasan tangguh bersama Ruud van Nistelroy,Roy Mackay, Van der Saar. Tampaknya kehidupan sosial yang sehat tanpa diskriminasi diperlukan untuk mendorong tumbuhnya bintang-bintang sepakbola dan olahraga klas dunia .Siapapun pemain berbakat dapat pengembangan lebih lanjut tanpa terjebak issue2 putra daerah atau bukan ,pendatang non pendatang atau bahkan punya SBKRI atau tidak.Pertandingan menjadi ajang adu ketrampilan dan sportivitas, dan para orang tua tidak khawatir karena anaknya termasuk kategori keturunan apalagi bermata sipit akan menjadi bulan2an dilapangan bola.Agar suasana sosial yang sehat seperti masa lalu bisa tumbuh kembali sudah saatnya pemerintah mencabut -SE No SE-06/Pres-Kab/6/1967 Kabinet presidium*) dan juga banyak ketentuan diskriminatif lain.
Dimasa sebelum ketentuan ini muncul kehidupan sosial terasa lebih sehat ,jadi dicabutnya ketentuan ini saya yakin akan berdampak positif.Karena seleksi dan partisipasi sehat seluruh WNI dapat menghasilkan kehidupan masyarakat dengan tingkat sportivitas tinggi.Tanpa diskriminasi ,seluruh potensi anak negeri tanpa kecuali akan tergali dan terwadahi demi kejayaan negeri.Bukan tidak mungkin PSSI akan terdiri dari “Kwik Kian Gie”,” Lie Che Wei” disamping Boas Salossa ,Ilham Jayakesuma,Ponaryo Astaman kembali menjadi Macan Asia.Sebagai realisasi dari motto: Diskriminasi No,Kesetiakawanan Yes! yang merupakan hadiah terindah untuk seluruh bangsa Indonesia .Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak perlu ragu mencabut ketentuan tersebut sekaligus sebagai pewujudan Sumpah Pemuda. Belanda yang menciptakan diskriminasi diIndonesia saja sudah tidak memberlakukan lagi.Apalagi Ketentuan diatas lahir karena pemerintah waktu itu terlalu berlebihan menjamu Amerika dan rela mencabut paksa salah satu unsur Bhineka Tunggal Ika.

Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II G No. 10
Srondol,Semarang
----------------------------

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home