Monday, January 02, 2006

Study Banding

Suara Merdeka tanggal 02 Januari 2006

Sering terdengar protes bahkan pencegatan dilakukan elemen masyarakat saat para petinggi berangkat study banding. Study=belajar.Mestinya, daerah tujuan layak sebagai tempat menimba ilmu.Realitanya belum satupun daerah berhasil atasi krisis secara tuntas.
Bagaimana kalau study banding diganti dengan istilah Kunjungan Kerja? Harusnya, masing2 daerah tertutup dari kunjungan kerja daerah lain karena sibuk atasi masalah daerahnya sendiri.
Naiklah bis, KA ekonomi untuk kinjungan kerja.Bukan pesawat ataupun mobil dinas yang dikawal voorrijders.
Saksikan dengan gamblang.Warga yang was-was diperas dan pengemudi yang digilir pungli.Stasiun,terminal kotor tak terawat walau saat diresmikan dengan seremonial megah.Simak halaman belakang rumah penduduk yang kumuh tak sehat.Jalan kakilah ke pasar bukan ke mall.Lihat pedagang ngantuk karena pengunjung sepi. Amati daerah pertanian,orangtua kerja sementara yang muda ngobrol di kedai. Yang tua bersepeda,yang muda bergaya disepeda motor meski BBM mahal. Mudah ditemui anak sekolah nongkrong di warung, merokok di jam pelajaran.
Tak perlu jauh kunjungan ke daerah lain ,apalagi ke Mesir urus judi.Boros biaya hanya melihat segalanya dari balik kaca ruang ber AC.Memahami problem rakyatnya bukan di ruang AC,pusat belanja maupun kawasan wisata diakhir sesi. Dongeng kanak-kanak HC Andersen yang kisahkan raja bijak menyamar jadi warga biasa,berdomisili dengan si jelata, untuk rasakan problem rakyatnya, lebih relevan.Tak mau manipulasi uang dan waktu perjalanan dinas.Hanya ada satu tujuan.Atasi masalah rakyatnya segera.Jadi,tak ada kesan piknik dan shoping.


Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,Semarang 50268

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home