Keikhlasan Berseberangan dengan Keserakahan
Ada rasa bangga luar biasa menyaksikan Tim Merah Putih mengharumkan nama bangsa Indonesia. PSSI U 19 juara pada laga final Piala AFF 2013. Menundukkan Vietnam melalui 2 kali perpanjangan dan adu penalti. PSSI U 19 taklukkan juara Asia 12 kali, Korea Selatan 3-2 dan lolos ke final piala Asia di Myanmar tahun 2014.
Chris John, sebelum gantung sarung tinju dan mengalami kekalahan pertama, telah 18 kali mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu WBA. Dia bertarung berdarah-darah di berbagai arena tinju manca negara. Angelique ”Angie” Widjaja menjuarai tunggal putri Wimbledon 2001 kelompok junior, berlanjut dengan juara Perancis Terbuka Junior 2002.
Deddy Corbuzier meraih piala Merlin sebagai the winner of international best mentalist of the year 2010 dari International Magical Society yang membuat sejajar dengan David Copperfield. Eko Yuli Irawan berhasil meraih medali emas di kejuaraan dunia angkat besi 2009 di Goyang, Korea. Farid Firman Syah menjadi juara dunia catur pelajar kelompok usia 15 tahun 2007 di Halkidiki, Yunani.
Aluna Sagita Gutawa (Gita Gutawa) menjuarai International Nile Children Song Festival (INCSF) ke-6 di Kairo, Mesir tahun 2008. Goenawan Mohamad terpilih World Press Review menjadi Editor of The Year Th 1999, di New York. Nova Widianto-Liliyana Natsir juara dunia ganda campuran 2005, 2007, juara Asia 2006.
Jacobus Busono, Presiden Direktur PT Pura Group, Kudus dipercaya menjadi anggota World Enterpreneurship Forum (WEF) tahun 2008, satu dari tujuh orang Asia yang menjadi anggota lembaga tersebut. Forum ini di bawah pembinaan langsung Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, dan masih banyak lagi warga kita yang berprestasi dari berbagai bidang yang tak bisa disebut satu per satu.
Tim Merah Putih yang tangguh dan terus mengharumkan nama bangsa dan negara dengan mengukir berbagai prestasi membanggakan. Sementara tim ”oranye” juga mencatatkan raihan predikat. Tim oranye juga dikenal bermain total, ulung, dan sistematis. Menempatkan Indonesia sebagai negara ke-114 dari 174 negara terkorup di dunia. Sama-sama ada keringat, doa, dan air mata.
Namun lakon hidup yang berbeda. Tim oranye jago kandang yang menundukkan rakyat sendiri dengan jurus manipulasi. Namun predikat yang ditoreh dan berusaha dipertahankan tim oranye memang tanpa perlu dengan berdarah-darah seperti Chris John. Keikhlasan selalu berseberangan dengan keserakahan dan kehipokritan. Akibatnya juga pasti berbeda. Tim oranye akan bersimbah keringat dingin saat tertangkap KPK.
Dan doa diyakini bagai uraian ayat-ayat undang-undang untuk pembenaran diri di berkas PK (Peninjauan Kembali) untuk menghasilkan vonis ringan plus bonus remisi. Doa menjadi keterampilan tampilan kekhusukan sarat keanggunanan untuk mengemas ego yang sebenarnya. Kebenaran pun dibuat bak tafsir mimpi yang banyak versi. Seolah Tuhan pun bisa dikelabui.
Tim Merah Putih jago betulan karena raihan prestasi dengan menaklukkan jago-jago dari negeri seberang, sehingga tak sepatutnya dibandingkan/disandingkan, apalagi ditandingkan dengan tim oranye. Meski sama-sama menangis (Susi Susanti menangis saat meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992), meski sama-sama melambaikan tangan, bahkan (meski) sama-sama dijuluki ”angie”.
Purnomo Iman Santoso-EI Villa Aster II Blok G No 10 Srondol, Semarang 50268
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home