Industrialisasi Sepakbola
Thn 1975,di Persija akrab dengan nama Klub2 seperti IM,Jayakarta,POP,Maesa,UMS, Angkasa,CBSA.Di Persebaya ada Assyabaab,Surya Naga.Di PSIM-Jogja ada Hisbul Wathan(HW) dan lainnya.Dari kompetisi teratur,lahir pemain2 berbakat Iswadi Idris,Ronipatinasarani yang merumput sampai Australia,Hongkong.Ricky Yacob generasi berikut bermain di liga Jepang,negara yang kini disegani karena mampu tahan imbang Brasil 2-2 saat Piala Konfederasi di Jerman.Kalau ditelusuri,pemain berkualitas tersebut lahir dari kompetisi yang jauh dari hingar bingar industrialisasi.Saat itu,mereka justru mendatangkan devisa sebagai “TKI”berketrampilan tinggi.
Tak ada inflasi pemain asing -yang tak jelas manfaatnya . Masa lampau dengan ke“amatir”annya, PSSI pernah disegani.Yang jadi pertanyaan, setelah profesional plus label Indutrialisasi Sepakbola Nasional kok malah terpuruk?PSSI tampaknya harus diurus pengurus bermental amatir yang terbukti telah berprestasi di eranya.Ternyata dibalik keamatirannya mereka orang yang sangat ahli,punya dedikasi dan kental budaya unggul serta kecintaan tulus yang tak penah pupus terhadap dunia sepakbola.
Apa arti Indutrialisasi Sepakbola Nasional kalau hanya sebagai ajang shopping pemain asing,apalagi dinegaranya kualitas mereka tak jelas.Mereka dipasang sebagai starter dengan pertimbangan sebagai entertainer yang banjir bonus karena jadi Top Scorrer. Ini jelas menyingkirkan penyerang lokal untuk meng asah kemampuan.Kapan kita bisa miliki lagi Tan Liong Hauw,The San Liong,Ramang yang membuat PSSI disegani.Kapan lahir penyerang andal generasi si”Gareng” Sutjipto Suntoro,si”kancil” Abdul Kadir di kiri luar dan Waskito di kanan luar,si”Mutiara Hitam” Jacop Sihasale maupun si “cerdik” Risdianto hingga PSSI jadi Macan Asia dieranya.
Apa yang dilakukan managemen Niac Mitra yang mendatangkan kiper tangguh David Lee dari Singgapura tampaknya tepat.Ketangguhannya dibawah mistar,asah ketajaman Ricky Yacop, Samsul Arifin dan Bambang Nurdiansyah seperti Fandi Ahmad.
Dengan dalih industrialisasi,sepakbola harus puaskan penggemarnya. Kebanggaanpun,walau tak sesuai semangat sportivitas,diukur dari kemenangan semata.Peningkatan Kualitas penyerang lokal,tak penting. Kocek APBD pun dikuras demi pemain asing. Pergeseran kebanggaan ini perlu diluruskan.PSSI butuh banyak Most Valuable Player bukan Entertainer.PSSI bukan event organizer.
Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home