Friday, March 26, 2004

Preman atau Centeng

Preman atawa Centeng ?
HARIAN “SUARA MERDEKA” 26-3-2004


Alkisah jaman penjajahan dulu,komunitas preman sangat dibanggakan rakyat.Bahkan konon ceritanya ,si Pitung pendekar Betawi yang tersohor, juga seorang preman.Di Medan, preman(vrije man) yang melindungi masyarakat dari tindakan sewenang-wenang kaki tangan penjajah.
-Vrije man ini juga sering muncul sebagai pembela para buruh kontrak asal jawa,cina dan india yang disiksa para centeng atas suruhan tuan Kebon.Pada gilirannya semua warga yang mendapat kesulitan dari suruhan-suruhan Belanda , sering mendapat perlindungan dari para vrije man.
-Yang namanya mencuri ,merampok dan jenis lain kejahatan, haram bagi preman.Lalu bagaimana cara preman menghidupi dirinya “banyak cara terhormat,yang penting preman itu bukan bandit,”tandas H.M.Y Effendy Nasution –tokoh preman Medan-70 thn

Di komik bacaan, kaki tangan penjajah digambarkan sebagai orang yang kerjanya mentang-mentang,mabuk2an,berjudi,malas-memeras,main wanita,madat,maling,kalau berantem tidak ksatria(keroyokan,membokong)dan banyak perilaku pengecut lainnya.Mereka dijuluki sebagai centeng.Centeng dan penjajah digambarkan sebagai ikan dan air, saling membutuhkan,saling melengkapi dan saling menghidupi.

Kita bandingkan dengan kondisi sekarang.
-Pemilu digembar-gemborkan sebagai pesta rakyat,kenyataannya setiap pemilu masyarakat tidak merasa nyaman .Was-was! Ini gambaran yang paling tepat mewakili perasaan kebanyakan orang.Kalau komunitas sopir,pedagang tidak bisa menikmati pesta, terus rakyat mana yang berpesta? orang awam banyak berpendapat,pemilu plus ritual kampanyenya lebih tepat dikatakan sebagai pestanya para pejabat dan preman.
-Muspida DKI awal th 2001 pernah mengeluarkan Operasi Pemberantasan Preman(Menunggu Ibu Kota Bebas Premanisme ,Kompas 16-4-2001) tapi sebaliknya, Pemkot Semarang justru mengajak Preman jaga Keamanan(Preman akan diajak menjaga keamanan, Suara Merdeka 25-2-2004).Apa ada perbedaan perilaku antara preman ibukota dan preman semarang ,sehingga perlakuan aparat pemerintah di kedua kota ini berbeda?

Mari kita cermati,perilaku mereka yang diberi gelar preman itu, apakah seperti si Pitung atau seperti centeng ? Dengan dalih pengangguran, mereka memalak para TKW, pedagang hingga sopir angkot .Dengan dalih menjaga ketertiban, saat SI MPR 98, mereka diberi label Pamswakarsa oleh aparat dan dibenturkan dengan mahasiswa. Kampanye pemilu, saatnya mereka berpesta order,berhura-hura dengan abaikan ketertiban dan ketentraman umum untuk kepentingan para pejabat. Kenapa rakyat banyak yang menanggung kemalasan mereka.Rakyat sudah bayar Restribusi hingga pajak masih dipalak dan hak asasinyanya untuk tentram masih diusik.Kalau mengingat perilakunya yang banyak meresahkan masyarakat , layakkah “gelar” preman diberikan kepada mereka ? Tampaknya masyarakat perlu lebih jeli terhadap gelar –julukkan yang diberikan oleh para pejabat.Karena mereka bisa diberi label dari preman,Ratih-Rakyat terlatih sampai Pamswakarsa plus senjata bambu runcing agar kelihatan patriotik-heroik,walau bukannya membuat masyarakat aman tetapi malah merasa muak.Sikap heroik-patriotik vrije man Medan masa itu , bukan karena “atribut bambu runcing” nya, tetapi karena keberaniannya berpihak kepada rakyat melawan penindasan dan perilaku sewenang-wenang penjajah .

Masyarakat sebaiknya tidak ikut mensosialisasikan istilah2 yang salah kaprah karena banyak pejabat yang melupakan dan bahkan tidak paham sejarah.Dengan modal monopoli interpretasi dan jago orasi, sering tampil sebagai yang paling pintar sehingga bangsa ini sering dibuat bingung karena disinformasi.

Melihat perilakunya yang meresahkan rakyat apalagi sebagai alat pejabat untuk menakut-nakuti rakyat,mereka itu seharusnya kategori Centeng. Semoga bukan karena ada koalisi untuk mengelabui rakyat , centeng diberi gelar preman.
Right or Wrong Indonesia is my country tidak berarti bahwa para Pejabat yang ditugaskan rakyat mengelola negara tercinta ini, boleh melakukan cara-cara yang tidak semestinya.Kita sudah merdeka lebih dari setengah abad tidak layak menggunakan cara-cara penjajah yang membudidayakan perilaku centeng.

Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G No. 10
Srondol ,S E M A R A N G
----------------------------

Saturday, March 06, 2004

Bohong

BOHONG
Harian “SUARA MERDEKA” 6-3-2004

Alkisah ada tiga setan sedang adu kehebatan karya masing-masing. Dengan tenang, penuh percaya diri ,masing-masing berusaha tampil Low profile dalam sampaikan dalih dan dalil sbb;

Setan I : Dengan tetap menghargai pendapat pihak-pihak yang lain dan dengan segala kerendahan hati, saya sampaikan bahwa setelah diuji oleh team penguji terbukti bahwa karya saya masuk kategori karya besar yang patut diberi penghargaan atas kreasi ini.Adapun karya saya adalah:
“Saya yang menciptakan Dunia dan seisinya”

Setan II : Saya menghormati karya yang disampaikan rekan saya.Saya mengagumi kreasinya.Bahwa kreasi beliau masuk kategori karya besar, saya pikir memang sudah ada pengakuan dari tim penguji.Namun, saya punya kreasi unik sepanjang masa:“Saya yang menciptakan Tuhan”.
Silahkan para kolega dan masyarakat luas yang menilai, namun ini semua telah diputuskan oleh dewan juri.Saya hanya pasrah dan tidak mungkin mempengaruhi mereka. Mereka adalah juri-juri agung yang sudah terseleksi,pakar dibidang karya seni dan sangat independent . Ternyata oleh dewan juri, kreasi saya diakui sebagai karya yang agung.

Setan III: Saya salut ,bangga dengan kreasi rekan-rekan saya terdahulu .Karya mereka adalah karya terbaik anak negri.Adalah layak dan sepantasnya kalau para dewan juri yang mulia memberi predikat sebagai karya ter-besar dan ter-agung sepanjang masa. Diakui bahwa karya mereka termasuk kategori unik dan aneh yang merupakan pewujudan daya kreasi dan innovasi yang tiada tara untuk jamannya. Namun sayapun ingin rakyat negri ini bisa memberi penilaian yang wajar dan pantas terhadap hasil karya yang satu ini.Adapun karya saya adalah:“Saya TIDAK PERNAH BOHONG”

Konon ceritanya,Rakyat negri antah berantah ini jadi bingung dan pusing tujuh keliling menilai karya-karya mereka .Yach, dasar karya setan

Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G No. 10
Srondol ,S E M A R A N G
----------------------------