Pendidikan Murah
Harian “KOMPAS” Jawa Tengah ,30 Oktober 2004
Tahap janji selesai sudah.Sekarang masuk tahap realisasi.Pendidikan murah akan diujudkan dengan meningkatkan anggaran pendidikan sampai dengan 20 persen ,seperti yang dipresentasikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono(SBY) saat kampanye. Namun apakah jaminan dengan anggaran besar pendidikan pasti akan murah?Benarkah rakyat Indonesia cukup dengan pendidikan murah? Ditengah keprihatinan kualitas pendidikan,kesejahteraan guru,minimnya anggaran pendidikan ,kita memiliki siswa2 yang berprestasi hebat.Septinus George Saa SMUN 3 Waena,Jayapura - yang identik dengan daerah tertinggal, juara The First Step To Nobel Prize. Terkini, di 2nd India Elementary Mathematics International Contest,Andhika Renaldi,SD Pius Pekalongan meraih medali perunggu,dan masih banyak lagi.Mereka tidak selalu berasal dari sekolah yang dapat anggaran ekstra dari pemerintah.Komitment guru memberikan pendidikan murah sekaligus berkualitas menjadi kuncinya.Semangat seperti ini saya lihat di sejumlah sekolah di Jawa Tengah.Seperti yang saya lihat di kompleks TK/SD/SMP Penabur di Kebumen.Selain majalah dinding yang memuat karya murid, guru juga memasang artikel dari media massa,termasuk Kompas,yang dinilai bebobot dan berkualitas.In untuk menambah pengetahuan murid ataupun guru.Sekolah hanya menyediakan papan untuk menempel yang terawat dan lem .Krasi ini bisa mendorong terwujudnya pendidikan berkualitas dengan memberikan bacaan yang bermutu kepada murid ,guru dan siapapun yang melihatnya.
Apa artinya? Pendidikan murah dengan meningkatkan Anggaran pendidikan bila masih dalam paradigma ”lama” ,Asal Murah,di-hambur2kan untuk”proyek”,termasuk pengadaan buku yang mutunya atau kebijakan lain yang mengabaikan visi pendidikan dan hanya berorientasi bisnis, akan sia-sia. Peningkatan anggaran jauh lebih tepat untuk memperbaiki kesejahteraan guru, terutama dari sekolah yang mengalami keterbatasan dana namun berprestasi. Untuk mewujudkan pendidikan murah dan berkualitas, hanya dapat dicapai bila ada niat , tekad kuat dan dedikasi tinggi yang dilakukan secara konsisten,terpadu dan kontinyu oleh seluruh masyarakat,guru dan pemerintah.Pemerintah harus kikis habis kebiasaan yang menyimpang dari semangat pendidikan murah dan berkualitas di Departemen pendidikan Nasional,seperti budaya “proyek”, tukang sunat dan penyimpangan lain.Mengangkat issue Peningkatan Anggaran Pendidikan memang Populer namun bisa menyesatkan. Tanpa paradigma baru pasti mubasir, hanya buang waktu dan biaya.Kuncinya adalah Niat .Un homme averti en vaut deux= seseorang yang sudah berniat akanlebihkuat menghadapi tantangan. Karena niat yang kuat, pendidikan tinggi di India bersahaja ,murah dan bereputasi dunia
Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II G No. 10,Srondol,
Semarang 50268
--------------------------------