Thursday, March 31, 2005

Sapu Bersih sampai Ganyang

SAPU BERSIH sampai GANYANG
Harian “SUARA MERDEKA” tanggal 31 Maret 2005

SAPU BERSIH! :Koruptor KAKAP
HANCURKAN! :Birokrasi korup
HAPUS! :Diskriminasi
SIKAT! :Para provokator
GEBUG! :PJTKI bermental tekong
GILAS! :Bandar Judi
LIBAS! :Para penyelundup
GEMPUR! :si Tukang gusur
BERANTAS! :Pembodohan bangsa
TANGKAP :Pembunuh MUNIR
HUKUM! : Penjahat HAM
I DON’T CARE! :Siapapun ! (backingnya)
ZERO TOLERANCE! :Hukum Harus Tegak

Baru, GANYANG Malaysia yang serobot teritori dan SIAPA SAJA yang tidak menghormati bangsa Indonesia(tanpa kecuali negara2 timur tengah yang juga sering lecehkan TKW kita) .

TERLALU LAMA ? TIDAK ! Karena BEGITU hal-hal diatas di tindak lanjuti dengan sepenuh hati ,semua akan BERES sendiri. Persatuan menjadi kuat , Indonesia menjadi bangsa bermartabat .Para tukang intervensi akan berpikir seribu kali untuk melakukan agresi,infiltrasi ,provokasi dan ….si …. si yang lain.


Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268
-------------------------------------

Wednesday, March 23, 2005

Superioritas Pejabat,Supremasi Rakyat ?

Superioritas pejabat , Supremasi rakyat ?
Harian “KOMPAS” edisi Jawa Tengah tanggal 23 Maret 2005

Suara rakyat yang ditayangkan media swasta adalah orisinal.Sangat berbeda dengan Klompencapir masa lalu yang sarat propaganda. Mestinya birokrasi sadar akan problem rakyatnya.Apa artinya “turun kebawah” bila hanya show mau mendengar ?.Yang dibutuhkan,pemerintah mau mendengarkan, memahami dan menindak lanjuti harapan rakyat. Tampaknya perbedaan pendapat yang digelar dengan sangat tajam antara DPR dan Pemerintah sekedar “sinetron”. Mempertontonkan sandiwara penuh murka hingga derita ,iba dan air mata namun dengan gaya hidup aneka merk kelas dunia yang berakhir dengan happy ending penuh canda. Walaupun dalih untuk rakyat miskin dan agar subsidi tidak dinikmati kalangan menengah atas selalu dikedepankan,namun akhirnya kembali ke UUD, Ujung-Ujungnya Duit. Tanpa perlu evaluasi sekelas pakar, rakyat tidak bodoh untuk menyimpulkan,dana kompensasi subsidi bahan bakar minyak (BBM) nantinya ikut jadi sponsor kenaikan gaji anggota legislatif. Kenaikan pokok gaji anggota legislatif seluruh Indonesia pasti besar dan bisa dijadikan indikator, dana kompensasi subsidi BBM kembali dinikmati birokrasi sendiri. BBM akan Naik lagi , kompensasi untuk rakyat miskin tampaknya hanya sekedar pelumas untuk memperlancar kerja mesin birokrasi.Sidang paripurna pun sekedar ajang legalisasi keberhasilan negosiasi legislatif terhadap eksekutif.Masing-masing seolah berebut konsesi berupa simpati rakyat miskin, sekaligus untuk memperkuat bargaining power nya. Hasil akhir,Naik Gaji. Win-win solution buat birokrasi. Rakyat , silahkan gigit jari.
Kalau begini , semua ini wujud Superioritas pejabat bukan Supremasi rakyat .

Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268
----------------------------------

Friday, March 18, 2005

Iklan Teluk Buyat

Iklan Teluk Buyat
Harian “KOMPAS” edisi Jakarta tgl 18 Maret 2005

Kejutan awal dirasakan rakyat Indonesia saat media TV menayangkan penderitaan warga teluk Buyat yang terserang penyakit benjolan diberapa bagian tubuhnya.Setelah melalui polemik yang melelahkan akhirnya team dari Polri terjun ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan on the spot.Hasil saat itu disimpulkan bahwa ada pencemaran akibat pembuangan limbah dari PT Newmont Minahasa Raya.
Kejutan berikut ,belum tuntas penanganan kasus pencemaran ini, beberapa saat kemudian muncul iklan tentang keasrian teluk buyat disalah satu TV. Iklan yang menggambarkan secara sebaliknya dengan testimoni warga buyat maupun hasil penyelidikkan yang berwenang ini sungguh membingungkan masyarakat.
Ditengah upaya pengusutan yang sedang dilakukan, seolah terjadi upaya perang opini dengan didukung modal yang kuat. Saya pikir ini upaya sah2 saja dilakukan. Disini bertarung kepentingan dengan latar belakang modal raksasa. Dengan kekuatan financialnya bisa pesan iklan ke rumah produksi yang paling terkenal dengan shooting gambar terbaik dan durasi panjang serta mampu bayar penayangan prime time di stasiun TV terkemuka dengan suatu tujuan berhasilnya management (contra) persepsi. Namun yang mengusik hati saya, apakah bijaksana stasiun TV sebagai bagian pers yang harus menyampaikan pemberitaan secara cover both side ikut terlibat dalam upaya2 management (contra) persepsi yang kebetulan isi iklannya berlawanan dengan hasil pengusutan yang berwenang saat itu. Apalagi dalam pemberitaan terakhir saat kunjungan Menteri KLH Rahmat Witoelar ternyata sebagian besar warga minta di relokasi ketempat yang lebih layak, diakui penyakit warga buyat bukanlah suatu rekayasa dan pencemaran belum terbantah tuntas. Disadari bahwa dari iklan, TV membiayai aktivitasnya dan hasil pengusutanpun belum final. Namun saya berharap setiap pemberitaan yang telah dikemas apik dengan motto “Cepat-Cerdas-Akurat” tidak menjadi berkesan hanya menjadi slogan. Adanya iklan yang lebih prioritaskan modal kuat terasa mengabaikan rasa keadilan dan kejujuran,karena warga Buyat tentunya tidak mampu buat iklan tandingan.Diliput Mediapun karena ada dukungan dari LBH kesehatan ataupun hanya saat kunjungan pejabat.


Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol
Semarang 50268

---------------------------------



Monday, March 14, 2005

Siapa Tak Tahu Diri

SIAPA TAK TAHU DIRI
Harian “KOMPAS” edisi Jawa Tengah tanggal 14 Maret 2005

Dimulai iklan penuh kontroversi antara supir angkot dan si berdasi.Kemudian sampailah hari”H”.Dengan sorot mata penuh empati,wajah2 sarat simpati, bersabdalah para petinggi negri: “kenaikan BBM(bahan bakar minyak) ini dilakukan demi keadilan, selama ini sungguh tidak adil... subsidi BBM justru dinikmati oleh golongan menengah ke atas..”
Dengan pemikiran awam, mari kita renungkan kenyataan ini :
Orang produktif langganan diperas oleh birokrasi,diopini petinggi negri sendiri sebagai si rakus yang tak tahu diri. Padahal ,ditengah pemerintah yang sarat “prestasi” korupsi,mereka banyak yang teruji dan terus beri kontribusi.Dari kerja keras, super pantang menyerah jadi TKI yang urus paspor penuh pungli.Hingga yang penuh kreasi, innovasi, berkompetisi didalam maupun luar negri walaupun disana sini ditodong upeti.

Lalu ,siapa sebenarnya si tak tahu diri ?Hanya segelintir orang ....dan kita semua sudah tahu, mereka si kakap yang sangat percaya diri eksploitasi negri karena yakin yang digropyok paling tikus dan si teri.Hukumpun komoditas yang laku keras untuk transaksi.

Mari kita instropeksi .Kita ini Si tukang korupsi atau si pemberi KONTRIBUSI untuk kejayaan negri.Bukan cari kambing hitam siapa yang “menikmati” subsidi. Jangan lupa, petinggi termasuk penikmat subsidi.

Mari kita instropeksi . Apa yang dilakukan untuk berantas si kakap tukang korupsi,bukan cuma gonta-ganti statement di televisi.Kalau segelintir kakap diadili,si teri pasti ciut nyali dan tidak ada yang main kucing2an lagi.
Rakyat butuh figur seadil Raja Salomo, setegas sikap tokoh dalam Film Judge Bao. Bukan yang bergaya “Robinhood”.Bandingkan nilai subsidi dan hasil “pampasan” serta pencegahan korupsi!

Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G no. 10
Srondol,Semarang 50268
---------------------------------

Sunday, March 06, 2005

Budaya dan Agama

Budaya dan Agama
Harian “SUARA MERDEKA”(Semarang) tgl 06 Maret 2005

Setelah tahun baru Masehi 1 Januari 2005 , kita menemukan banyak tahun baru-tahun baru lagi antara lain 1 Cia Gwe 2556 yang jatuh tgl 9 feb 2005 ,1 sura 1938 & 1 muharam 1426 h yang jatuh tgl 10 februari 2005 ,Hari raya nyepi=tahun baru saka 1926 yang jatuh 11-3-2005 .Peringatan tersebut erat hubungannya dengan Yesus kristus untuk tahun Masehi,Kong Hu Cu penanggalan cina ,Nabi Muhamad SAW untuk tahun Muharam (Arab) dan agama Hindu untuk tahun saka.Pertanyaan,bagaimana peradaban manusia sebelum tahun tahun tersebut.Berkait dengan tulisan Suprayitno Jl.Tlogo Mukti Timur I/878,Semarang berjudul “Tahun Baru Jawa” *) di Surat pembaca saya coba memberikan masukkan dari sisi berbeda.
Saya bukan budayawan dan tidak punya referensi ,namun secara pemikiran awam dan berdasarkan sejarah, Budaya maupun kepercayaan ada lebih dulu jauh sebelum agama2 lahir.Budaya lahir berdasarkan akal budi (pekerti) mengajak manusia untuk mencermati tanda2 alam semesta dan bersahabat dengan alam, sebagai sama sama ciptaan Tuhan. Dengan akal yang disertai budi pekerti, budaya akan melahirkan manusia yang beradab.Dengan menggunakan ritual kebudayaan,manusia –apapun bangsanya-diajak dan diingatkan untuk menghindari hal2 yang dipantangkan agar terhindar dari malapetaka.Ritual saya pikir diperlukan sebagai sarana role playing agar manusia semakin paham untuk menyeimbangkan akal dan budi pekerti.Barangkali karena manusia tempatnya lupa ,sering terjadi dominasi akal terhadap budi pekerti sehingga ada suatu masa dimana kebudayaan saja masih belum cukup.Karenanya diturunkanlah Agama2 untuk mengingatkan kembali manusia agar eling, tidak murka menjadi firaun2 dan kembali kejalan yang benar seperti yang digariskan yang Maha Kuasa dengan bertindak secara lebih bijak dan bersahabat pada alam semesta dan seisinya. Dengan latar belakang seperti ini , saya yakin , budaya , peradaban, semua bangsa pasti baik .Demikian pula dengan agama.Kalau kita cermati banyak ritual dari berbagai latar belakang budaya jelas punya kesamaan tujuan.Sebagai contoh Ci suak (Tionghoa) =ruwat (jawa)=istiqosah(arab)

*)“Mohon pembaca bisa membantu saya mendapatkan referensi yang benar mengenai sejarah peradaban manusia jawa.Baik atau burukah peradaban mereka ?”



Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II G No. 10,Srondol,
Semarang 50268
--------------------------------