Mohon Dikoreksi
Harian “KOMPAS” edisi Jawa Tengah tanggal 29 Juli 2005
Terima kasih atas pemuatan surat pembaca di harian Kompas edisi Jateng tgl 26-Juli-2005 dengan judul “Utamakan Integritas” yang saya kirim ke redaksi tanggal 31-12-2004 ,dengan judul asli “Integritas atau Profesionalitas”. Namun untuk surat pembaca tersebut dirasakan ada bagian yang tidak sesuai dengan yang saya maksudkan yaitu pada alinea 3 pada kalimat: “ Profesionalkah pengelola bank pemerintah ? saya kira tidak”
Aslinya adalah*) :
“Kita lihat institusi perbankan sebagai lembagai kepercayaan. Di Era Krismon Bank swasta identik dengan BBKU,BBO ,Bank rusak yang harus masuk “bengkel BPPN” hingga Likwidasi.Kalau bank pemerintah ? hanya kena imbas krismon.BBKU,BBO,Likwidasi tidak ada itu.Hanya perlu Merger. Bankir swasta tidak se profesional bankir pemerintah, demikian opini yang dibentuk. Walaupun perbankan nasional telah berkali-kali ambruk dari era 1970 ,era krismon 1998, kasus perbankan terus bermunculan.Kasus Bank Duta,Bapindo hingga terkini Kasus BNI yang belum tuntas ternyata masih belum cukup.Kasus Bank Global dan Bank Persyarikatan Indonesia sepertinya tidak sabar menunggu untuk kejar tayang.Tidak profesionalkah para bankir pengelola bank2 tersebut ? Saya pikir tidak.Opini2 yang dibentuk sudah menunjukkan bahwa itu kreasi orang profesional.”
Kalimat itu mengandung pengertian yang berbeda – seolah saya memojokkan bank pemerintah, untuk menghindarkan salah tafsir dan kesan “tidak nyambung” pada surat pembaca yang dimuat ,dan protes akibat adanya pemahaman yang yang keluar dari apa yang saya maksudkan di surat pembaca secara keseluruhan, mohon bantuan redaksi untuk bisa mengkoreksi editing dan menyesuaikan sesuai surat asli.
*)Aslinya adalah-lengkap:
Integritas atau Profesionalitas
Kita lihat institusi perbankan sebagai lembagai kepercayaan. Di Era Krismon Bank swasta identik dengan BBKU,BBO ,Bank rusak yang harus masuk “bengkel BPPN” hingga Likwidasi.Kalau bank pemerintah ? hanya kena imbas krismon.BBKU,BBO,Likwidasi tidak ada itu.Hanya perlu Merger. Bankir swasta tidak se profesional bankir pemerintah, demikian opini yang dibentuk. Walaupun perbankan nasional telah berkali-kali ambruk dari era 1970 ,era krismon 1998, kasus perbankan terus bermunculan.Kasus Bank Duta,Bapindo hingga terkini Kasus BNI yang belum tuntas ternyata masih belum cukup.Kasus Bank Global dan Bank Persyarikatan Indonesia sepertinya tidak sabar menunggu untuk kejar tayang.Tidak profesionalkah para bankir pengelola bank2 tersebut ? Saya pikir tidak.Opini2 yang dibentuk sudah menunjukkan bahwa itu kreasi orang profesional.Dari Top Management hingga Satpam adalah orang2 yang sangat profesional.Top Management sudah di Fit and proper test oleh Bank Indonesia. Bagaimana dengan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter tertinggi sekaligus pengawas perbankan?Terlalu gegabah kalau kita berani mengatakan para beliau kita di BI tidak Profesional.Bisa dituntut habis dengan aneka pasal dan aneka undang-undang. Karena apa ? para petinggi BI itu sudah di Fit and Proper test oleh para wakil rakyat di DPR.Tidak main-main bukan?namun kenapa kasus-kasus perbankan terus bermunculan? Walau kita dibuat panas dingin namun kepala harus tetap berpikir jernih.Kalau kita mau cermati penyebabnya adalah justru di profesionalisme itu sendiri. Harus Profesional ! Kata bertuah yang selalu dikumandangkan untuk menjadikan layak jual diri maupun jual institusi .Hebatnya, profesionalisme telah menjadi ideologi disegala bidang .Tidak jarang Profesionalisme menjadi satu-satunya hal yang selalu ditekankan dan didewakan dari banyak hal prioritas yang sebenarnya dan seharusnya perlu untuk pengembangan diri maupun karier. Apa yang ditanam,itu yang dipanen.Hasilnya kita panen profesional-profesional dari yang belia ,muda ,dewasa hingga tua di semua lini profesi maupun karier. Kedepan perlu evaluasi tentang prioritas profesionalisme yang sudah mewabah hingga berkesan latah.Sering orang begitu fasih mengucapkan walau tidak paham arti sehingga menyimpang dari maknanya.Professional artinya Ahli.Profesionalisme OK, tapi ada yang lebih penting yaitu Integritas-Integrity.Integrity artinya kejujuran.Hanya profesionalitas orang akan piawai berdalih dengan aturan2 yang memang telah sangat dikuasainya.Profesionalitas tanpa integritas hanya akan mengabaikan etika yang sudah merupakan prinsip-prinsip universal yang sudah baku .Di Bisnis ada etika bisnis,di profesional ada etika profesi untuk bankir ada Etika Bankir Indonesia.Bahkan olahragawanpun harus punya integritas yang disebut sportifitas kalau ingin bisa berkompetisi dan menjadi juara sejati. Mengandalkan profesionalisme semata hanya akan melahirkan maling2-penipu2 profesional.(Semarang ,31-12-2004)
Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268
Warga Epistoholik Indonesia
---------------------------------