Bahaya Laten Korupsi
Komponen Pendapatan Nasional meliputi Konsumsi(C),Tabungan(Saving),Investasi(I) disamping ada Belanja Pemerintah (Government Expenditure),Export,Import dan Pajak(Tax).Kalau boleh memilah, terdiri dari komponen Produktif seperti Investasi,Tabungan,Export.Yang lain komponen yang bersifat Konsumtif.
Di media Teve hampir semua komponen pendapatan nasional tersebut telah diulas diantaranya mengulas Tabungan-Deposito,Investasi,Usaha Kreatif,Kegiatan Eksport serta konsultasi Pajak .Stasiun teve yang lain,lebih didominasi program hiburan dengan menayangkan Reality show yang mengisahkan seseorang yang mendadak mendapatkan rejeki nomplok.Ada program“Bagi-bagi TV”,untuk warga yang “ketahuan” sedang menonton di saluran teve yang mempunyai program itu.Ada juga kuis yang memberi hadiah tunai untuk pemirsa yang bisa menebak dengan jitu bintang sinetron maupun bintang infotainment yang sedang tayang serta jadi gosip.
Dominasi hiburan dengan aneka programnya menarik masyarakat sehingga banyak membuang waktu.Anak-anak sepulang sekolah,lebih suka nonton teve daripada beraktivitas.Boros listrik dan waktu yang seharusnya bisa produktif jadi kebiasaan.Tak disadari, berpotensi membentuk perilaku konsumtif sejak dini dan massal.
Ini berpotensi membuat Negara tidak sehat apalagi kalau merasa lebih praktis mengimport daripada memproduksi sendiri.Sama saja memberikan lapangan kerja pada rakyat negara lain sementara rakyat sendiri asyik dibuai khayalan yang disuguhkan dalam acara tersebut.Perilaku merusak tidak disadari (jadi jalan keluar).
Kebijakan instan dengan dalih merangsang investor (lebih tepat “meng ijon kan” alat produksi-tanah,sumber daya alam)dianggap sebagai jalan keluar yang populer daripada mendidik warganya mengelola alat produksi secara swasembada. Setelah Kerusakan terjadi dimana-mana,aneka pungutan akan jadi kebijakan berikutnya.
Seyogyanya Komisi Pemberantasan Korupsi tidak hanya menyadarkan masyarakat dengan iklan saja.Ada tugas berat melawan arus yang harus dilakukan secara pararel yaitu menjadi teladan mengikis perilaku konsumtif dan mendorong serta membudayakan perilaku produktif.Semua ini harus dengan tindakan nyata dan terus menerus.
Bila produksi lebih besar konsumsi, rakyat sejahtera dan pendapatan nasional pasti naik.Kebiasaan produktif akan mengikis perilaku korupsi.
Sekedar melengkapi argumen populer (bahwa) penyebab korupsi konon karena budaya hingga moral yang dirasakan imaginer,Perilaku Konsumtif layak disebut sebagai bahaya laten Korupsi yang nyata.Karenanya harus dicegah agar tidak merasuki masyarakat
(Purnomo Iman Santoso-EI)
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,Semarang