Pencegahan Flu Burung
Berita mengenai flu burung akhir-akhir ini kembali menyita perhatian. Jika diperhatikan,upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan dinas yang terkait sepertinya tiada henti.Dari penyuntikan/vaksinasi,penyemprotan,sosialisasi ciri-ciri unggas terinfeksi virus H5N1 hingga cara penanganan unggas korban flu burung yang harus dibakar dan dikubur terus gencar diinformasikan.Rumah sakit dengan peralatan lengkap dan dijadikan rujukan sudah disediakan.
Yang memprihatinkan,Indonesia termasuk negara yang penularan dan korbannya dikategorikan cukup parah.
Saya bukan dari latar belakang kedokteran ataupun dari disiplin ilmu yang erat dengan penanganan flu burung.Mencermati langkah-langkah yang dilakukan dan disosialisasikan,tampaknya ada yang terlupakan,terabaikan atau mungkin diinformasikan namun kurang keras gaungnya.
Yang dimaksud disini adalah berkaitan dengan penanganan botol atau ampul bekas vaksin.Seingat saya vaksin adalah kuman/virus yang dilemahkan, kemudian disuntikkan dengan maksud untuk memperkuat antibodi.Kalau ini benar,penanganan terhadap botol/ampul bekas vaksin harus serius dan seksama.
Kalau botol bekas vaksin tidak dimusnahkan secara tuntas,ini dapat berakibat kuman atau virus yang dilemahkan akan tercecer.Bukan tidak mungkin,kuman yang telah mengalami rekayasa genetik menjadi vaksin tersebut tetap hidup dialam bebas dan akan semakin ganas. Bila kelalaian ini benar terjadi,berpotensi penyebaran virus flu burung semakin susah dipetakan dan sulit dikendalikan.
Sepertinya sangat mendesak untuk perlu dikampanyekan dan diawasi ketat agar penanganan botol/ampul bekas vaksin harus dengan disiplin ketat dimusnahkan,
dibakar sampai habis.
Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,Semarang 50268
Warga Epistoholik Indonesia