Harian “SUARA MERDEKA” tanggal 3 Juni 2007
Dunia pendidikan diwarnai dengan kekerasanan yang jauh dari kecerdasan.Dari senior meng(h)ajar yunior,guru meng(h)ajar murid;murid mengeroyok guru,pemilik Yayasan versus Rektor,adu perkasa dengan libatkan Civitas Academica dan security .Belum lagi mahasiswa/siswa saling tawur.
Ada kecenderungan perilaku
bullying telah merambah kesetiap lapisan komponen pendidikan. (
Bully=orang yang mengganggu orang yang lemah,penggertak;Kamus Inggris-Indonesia Jhon M Echols-Hassan Shadily)
Sebagian Guru berpendapat,
bullying dapat dicegah dengan Peraturan dan Tata Tertib sebagai payung penegakan disiplin siswa.
Namun, Bapak Utomo Dananjaya-Direktur Institute for Education Reform(IER) Universitas Paramadina Jakarta mengutarakan pendapat jernih,pentingnya
LOVE -FAIR ditanamkan ke pendidik dan siswa sejak dini*)
Sebagai bekas siswa,saya sangat setuju dengan pendapat ini sebab siswa ada yang patuh,ada yang sulit diatur.Namun,sulit diatur,tak selalu negatif.Watak tersebut bisa sebagai kekritisan merespon ketidak adilan.Juga sebagai isyarat butuh perhatian yang menjadi haknya, apapun latar belakangnya. Haruskah respon jujur ditanggapi dengan tata tertib kaku,mematikan kecerdasan.Ini hanya akan melahirkan kepatuhan membabi buta,budaya “mohon petunjuk”yang melanggengkan tradisi “melayani” atasan.
Apalagi kalau aturan hanya berlaku bagi yang tidak punya posisi tawar tapi tak berlaku bagi siswa yang kuat(anak orang berpengaruh) sehingga dikhawatirkan hanya melahirkan generasi
bully yang berwatak penindas.Tak heran, Ekses kekerasan dan lainnya selalu terjadi.Mendidik adalah menerapkan
LOVE dan
FAIR,atau artinya
ASAH-ASIH-ASUH dan KETELADANAN. Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia-Drs Sulchan Yasyin(editor) ada perbedaan mendasar antara mendidik dan mengajar.
Didik:
memelihara,merawat,memberi latihan agar seseorang memiliki ilmu pengetahuan agar
diketahui atau dituruti
(???-editing SM,tidak sesuai asli SP)
Pendidik yang menerapkan
LOVE dan
FAIR akan disegani, dihormati dan dikenang siswanya sepanjang masa.Mendidik seperti ini akan menghasilkan generasi berkualitas.
*)Acara Bagimu Negeri-Metro TV).
(Purnomo Iman Santoso-EI)
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,Semarang 50268
Aslinya:
Kepada Yth,
Redaksi Harian “SUARA MERDEKA”
Jl.Kaligawe Km.5
S E M A R A N G.50118
Mendidik ≠ Meng(h)ajar
Dunia pendidikan diwarnai dengan kekerasanan yang jauh dari kecerdasan.Dari senior meng(h)ajar yunior di IPDN dan Akpol.Guru meng(h)ajar murid;murid mengeroyok guru,pemilik Yayasan versus Rektor,adu perkasa dengan libatkan Civitas Academica dan security .Belum lagi mahasiswa/siswa saling tawur.
Ada kecenderungan perilaku
Bullying telah merambah kesetiap lapisan komponen pendidikan. (
Bully=orang yang mengganggu orang yang lemah,penggertak;Kamus Inggris-Indonesia Jhon M Echols-Hassan Shadily)
Sebagian Guru berpendapat,
Bullying dapat dicegah dengan Peraturan dan Tata Tertib sebagai payung penegakan disiplin siswa.Namun, Bpk Utomo Dananjaya-Direktur Institute for Education Reform(IER) Universitas Paramadina Jakarta mengutarakan pendapat jernih,pentingnya
LOVE -FAIR ditanamkan ke pendidik dan siswa sejak dini*)
Sebagai bekas siswa,saya sangat setuju dengan pendapat ini. Siswa ada yang patuh,ada yang sulit diatur.Namun,sulit diatur,tak selalu negatif.Watak “sulit diatur” bisa sebagai kekritisan merespon ketidak adilan.Juga bisa sebagai isyarat butuh perhatian yang menjadi haknya, apapun latar belakangnya. Haruskah respon jujur ditanggapi dengan tata tertib kaku,mematikan kecerdasan.Ini hanya akan melahirkan kepatuhan membabi buta,budaya “mohon petunjuk”yang melanggengkan tradisi “melayani” atasan.Apalagi kalau aturan hanya berlaku bagi yang tidak punya posisi tawar.Tapi tak berlaku bagi siswa yang kuat posisi tawar(anak orang berpengaruh).Dikhawatirkan hanya lahirkan generasi
bully yang berwatak penindas.Tak heran, Ekses/kasus diataspun selalu terjadi.
Mendidik adalah menerapkan
LOVE dan
FAIR,merupakan bahasa lain
ASAH-ASIH-ASUH dan KETELADANAN. Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia-Drs Sulchan Yasyin(editor) ada perbedaan mendasar antara mendidik dan mengajar.
Didik:
memelihara,merawat,memberi latihan agar seseorang memiliki ilmu pengetahuan
seperti yang diharapkan
(tentang sopan santun,akal budi,akhlak dsb)Ajar:
cara atau petunjuk yang disampaikan kepada orang agar diketahui atau dituruti
Pendidik yang menerapkan
LOVE dan
FAIR akan disegani, dihormati dan dikenang murid2nya sepanjang masa(oleh murid yang tidak berprestasi sekalipun).Mendidik seperti ini yang akan menghasilkan generasi berkualitas.
Semarang , 18-05-2007
(Purnomo Iman Santoso-EI)
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,Semarang 50268
*)Acara Bagimu Negeri-Metro TV).