Tuesday, April 29, 2008

Berani Hidup

Harian Suara Merdeka tanggal 29 April 2008

Seolah pemandangan biasa saat sekelompok anak belia bersiap ”menyerbu” naik truck, kendaraan bak terbuka yang lewat traffic light. Tak peduli seberapa ramai lalu lintas, mereka dengan ”gagah berani” mengejar, memanjat, meloncat ke kendaraan yang masih bergerak atau sebaliknya berhamburan turun. Bakkan tidak peduli pada kegerian sementara orang yang melihatnya saat mereka berebut naik/turun bak truk yang cukup tinggi.

Tidak jelas demi mendapat tumpangan gratis atau biar ”tampak bandel”, mereka mengabaikan keselamatan diri bahkan nyawa. Anak sekolah tak mau kalah bergelantungan di pintu kendaraan atau duduk di atap angkutan pedesaan. Belum lagi warga yang naik di atap kereta listrik. Kehidupan dan kematian hanya berjarak sangat dekat dengan kabel listrik tegangan tinggi di sepanjang perjalanan.

Mereka warga usia produktif menjadi ”pasukan berani mati” yang tidak jelas atau bahkan sering tidak masuk akal antara dalih dengan risiko yang dihadapi. Kehidupan dan kesehatan menjadi bukan sesuatu yang sepatutnya dihargai dan disyukuri.

Padahal anggota TNI/Polri yang bertugas jaga keamanan hingga bela negara saja tidak dididik jadi pasukan seperti itu. Justru mereka dibekali keterampilan struggle dan survival.

”Keberanian” atau ”kebanggaan” ini dirasakan sudah menyimpang karena membahayakan diri atau orang lain sehingga saatnya jadi perhatian semua pihak untuk diluruskan. Menjadi kebutuhan mendesak pelajaran, sosialisasi hingga tindakan tegas demi tumbuhnya kesadaran. Apalagi mereka umumnya pria usia muda yang seharusnya sadar sebagai calon tulang punggung keluarga,.

Dengan tugas mulia menjaga kesatuan, persatuan demi terwujudnya keluarga yang sejahtera, adil dan makmur, mereka adalah ”pasukan” elite. Di samping ilmu, kesehatan dan keterampilan yang sudah dimiliki, mereka perlu juga dibekali pemahaman baru sebagai ”pasukan berani hidup”. Negara kuat bila terdiri dari kumpulan keluarga sehat akal budi dan jasmaninya.

Purnomo Iman Santoso (EI)
Villa Aster II Blok G/10, Semarang