Friday, May 06, 2011

Orang Malang Yang Beruntung

Harian Suara Merdeka Tanggal 6 Mei 2011

Pria ini, di masa kecilnya mengalami masa-masa yang sangat sulit. Sekolahnya ditutup tahun 1965 karena gejolak politik yang tak dipahaminya. Dari keluarga miskin, tak bisa menyelesaikan pendidikan SD-nya karena harus membantu orang tua mencari nafkah untuk keluarga. Setelah berjuang dengan berbagai cara, berkutat dari salesman hingga mengadu nasib sebagai bintang film laga di Taiwan, masih belum memperbaiki nasibnya.

Ternyata sang Pencipta menuntun pada kegiatan berbagi. Dengan ketekunannya, pria kelahiran Malang tahun 1954 ini, selalu rajin mencatat kata-kata bijak, menulis ”pelajaran” yang diperoleh dari perenungannya di Universitas Kehidupan tempat dia menuntut ilmu. Diawali dengan semangat berbagi kata-kata bijak, upaya yang tak lazim di masa sarat slogan dan jargon.

Usaha yang sangat mustahil di waktu itu. Catatan-catatan kehidupan selama bertahun-tahun itu dibagikannya ke orang lain melalui kartu-kartu ucapan setelah melalui penolakan berulang. With GOD all things are possible, tidak ada yang mustahil bila Tuhan berkehendak. Tak berhenti hanya di situ, ternyata niat baiknya dijamah oleh-Nya. Tak terhitung berapa banyak perusahaan domestik, multinasional hingga atlet yang memanfaatkan sharingnya.

Tidak terhitung pribadi-pribadi yang dicerahkan jiwanya, dijamah batinnya, dan bangkit ke jalan yang benar untuk meraih sukses yang juga menjadi haknya. Andrie Wongso, setelah bertahun-tahun diproses dengan segala suka dukanya, lahir menjadi The Best Motivator Indonesia.

Sis Maryono Teguh mungkin nama yang terasa asing. Alumni IKIP Malang, kelahiran tahun 1956, meraih MBA di sebuah universitas terpandang di Amerika pada usia 27 tahun, berkarier cemerlang di sebuah bank asing terkenal, hingga bank domestik papan atas ini, dikenal dengan ungkapan Supernya. Terlalu dangkal kalau ungkapannya disimpulkan sebagai kepiawaiannya berolah kata. Kata bijaknya menyentuh jiwa khalayak di saat inflasi dogma. Kalimatnya mengalir spontan penuh kharisma karena langsung dari lubuk hati terdalam yang sarat pengalaman menyentuh batin dan proses berliku.

Sangat mustahil kalau perjalanan hidup panjangnya dilalui tanpa spirit rasa syukur. Namun, siapa yang tak kenal Mario Teguh dengan The Golden Ways-nya yang setiap minggu menyapa pemirsa Metro TV? Mengelola akun facebook dengan hampir 3,7 juta pertemanan.

Kedua sosok di atas sedikit contoh dari banyak orang hebat yang dimiliki Indonesia. Pencapaiannya setelah melalui olah jiwa-raga-pikiran di kawah candradimuka kehidupan. Bertutur dan berpakaian dengan kesantunan manusia biasa yang penuh kekurangan namun sarat hasrat untuk menghormati sesama. Penampilannya sangat jauh dari kesan bahwa dirinya Iebih. Tidak tampil bagaikan sosok pertapa, apalagi manusia setengah dewa.

Bukan sebagai yang lebih suci dan berhak mem-fit and proper orang lain karena (merasa) punya privilege dan prerogative. Namun, menyadarkan bahwa kita (punya hak dan kewajiban yang) sama. Tidak menggurui apalagi menghakimi. Tidak juga menghambakan orang lain dengan mencatut nama rakyat apalagi menyalahgunakan nama Sang Pencipta.

Tapi, hanya menuntun, membimbing, siapa saja ke frekuensi yang dapat menangkap gelombang kebajikan yang dipancarkan semesta, secara jernih. Audience dianggap sebagai teman, bukan umat. Ada sikap kesetaraan yang menumbuhkan rasa hormat. Ternyata, meski selama ini siraman dogma bertubi-tubi berupaya membelai jiwa, tetap masih ada yang terasa kurang. Karena, dominasi ilusi indahnya surga dan intimidasi seramnya neraka di alam nanti, nyaris tak memberi tempat yang lega bagi tumbuh mekarnya sikap kasih, jujur, penuh keikhlasan, yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Keteladanan dan pancaran sikap rendah hati berbagi kearifan dengan semangat kesetaraan ini, yang membuat berjuta jiwa tersentuh. Andrie Wongso, MarioTeguh, orang malang yang beruntung dalam arti sebenar-benarnya. Ketulusan berbagi energi positif telah mendatangkan inspirasi dan motivasi super yang berdampak luar biasa untuk sesama.

Sikap dan kata-katanya membuka mata jiwa dan bagai pelita yang menerangi jalan keluar, bagi mereka yang dilorong kegelapan. Juga, sebagai sinar laser untuk menembus tembok baja imajiner buatan manusia yang sering memasung paradigma. Telah banyak yang terbebas dari borgol pikiran, belenggu jiwa yang memenjara raga yang semestinya bisa bebas berkelana untuk mewujudkan mimpi.

Setidaknya, tuntunannya telah melahirkan generasi baru yang siap meraih sukses sejati dengan semangat kerja keras, cerdas, ikhlas dan penuh kejujuran. Generasi yang akan membidani lahirnya Indonesia baru.

Purnomo Iman Santoso-EI
Villa Aster II Blok G No 10
Srondol, Semarang 50268