Standard International
BBM naik karena harga minyak dunia tinggi dan harga di Indonesia jauh dibawah harga BBM dinegara tetangga.Kemudian tunjangan anggota DPR naik lagi.Jangan-jangan pendapatan anggota Parlemen di luar negeri jadi acuannya dan siapa tahu gaji/tunjangan jajaran birokrasi juga akan disesuaikan standard internasional.
Bagi yang keberatan,sah saja berbeda pendapat.Ini ciri demokrasi,tapi kita wajib dukung Standard International menjadi motto asal tidak hanya sebatas pada harga,tarif,gaji/tunjangan namun juga kualitas dan pelayanan.
Jadikan Eksekutif(Presiden,Menteri,Dubes),Overseas Marketing Tangguh.Mereka diharap membuka pasar bagi produk indonesia diluar negeri.Walau dalam kapasitas sebagai Menlu AS,Condoleezza Rice,bukan tidak mungkin secara tersirat atau tersurat juga “berjualan” kehebatan Freeport,Exxon,Newmont dalam kunjungannya ke Indonesia.
Sulap para kepala departemen dan jajarannya didalam negeri menjadi Konsultan Piawai yang mendukung wiraswastawan Indonesia agar bisa berkompetisi dan merebut peluang dipasar global. Legislatif,Yudikatif,TNI/Polri,Kejaksaan,jadilah Pengawal Handal. Rakyat,Alam dan Hukum jangan diacak-acak,diadu domba.Kekayaan SDM,laut,darat dan udara benar-benar diolah untuk sejahterakan bangsa.
Agar punya daya beli standard internasional,maka birokrasi harus sepenuh hati kerja keras dan cerdas membuat langkah nyata.Tujuannya agar pendapatan per kapita anak negeri juga berstandard internasional,minimal seperti negara tetangga. Singapura dan Malaysia sering digunakan pemerintah sebagai acuan dalam melakukan penyesuaian harga.Ini layak dicermati agar kenaikan bertubi-tubi tak munculkan kesan seperti pepatah”pagar makan tanaman” .
Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268