Monday, September 11, 2017

Kancil Mencuri Timun

Harian Suara Merdeka tanggal 12 September 2017


Ada cerita rakyat yang sangat populer, Kancil Mencuri Timun.Kisah kenakalan sang kancil yang mencuri timun dari kebun pak tani ini sebenarnya pesan moralnya adalah tentang kecerdikan sang kancil saat mencari solusi. Jangan panik ketika kita dihadapkan satu masalah yang berat. Gunakan akal pikir untuk cari jalan keluar. Ini yang ditanamkan sejak dini tujuannya untuk jadi bekal anak- saat dewasa nanti.
Namun dalam perkembangannya tampaknya terjadi bias ekstrem dalam memaknai pesan moral di atas menjadi ”Tak peduli apa pun yang ditanam petani,yang penting kancil boleh mencuri”. Bahkan kancil tak lagi terbatas mencuri milik petani tapi juga peternak dan nelayan. Beras, kedelai, garam, buah-buahan dll komoditas pertanian,dengan dalih stabilitas harga dan menggunakan data kenaikan inflasi untuk ”menakut-nakuti” , impor pun secara sistematis dilegalkan terealisasi.Meski mengabaikan potensi dalam negeri sendiri. Di negeri gemah ripah loh jinawi ini dari beras, garam, kedelai, jagung hingga buah-buahan dll ,(bahkan daging sapi ,hingga ikan laut),berpotensi dibuat bergantung pada negara lain.Kalau dulu Indonesia dikenal sebagai anggota Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) belakangan sudah tidak lagi karena jadi negara pengimpor minyak.
Di balik ini semua ada indikasi demi keuntungan segelintir pihak. Masa dulu,perdagangan akan bergairah saat musim panen tiba.Pengalaman ini bisa jadi salah satu bukti bahwa kalau petani makmur,sektor usaha lainnya pun dapat imbas positif dan perekonomian akan bergerak ke arah pemerataan yang sehat.
Berapa hari yang lalu ada berita membesarkan hati, ekspor bawang merah asal Brebes. Juga, impor hasil laut yang turun hingga 70%, sementara ekspor naik.Mudah mudahan ini bisa terus berkelanjutan.
Diikuti harga yang sehat, komoditas pertanian,peternakan hingga laut bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Dari kondisi positif di atas,ada satu hal yang sangat penting telah terjadi.Yaitu mulai berproses pelurusan terhadap kesalahkaprahan penafsiran pesan moral kisah Kancil Mencuri Timun yang terjadi selama ini.Yang tidak boleh lagi ditafsirkan sang Kancil (”dengan kecerdikannya”) sesuka suka mencuri hasil panen petani (juga peternak,nelayan) dengan dalih (kelatahan) import sebagai ”solusi”.
Purnomo Iman Santoso (EI)
Villa Aster II ,Blok G No.10
Srondol Semarang