Friday, September 19, 2008

Setahun Sekali Jadi Alasan Membuat Onar

Kompas edisi Jawa Tengah tanggal 19 September 2008

Awal puasa tahun 2000 menjadi kenangan tak terlupakan. Senin pagi masih remang-remang sekitar pukul 5.00 dalam perjalanan pulang ke Semarang.
Saat keluar dari kota Purworejo,saya dikejutkan adanya suara keras dibagian belakang mobil yang saya kendarai.Jalanan masih sepi,saya memacu kendaraan 70 km/jam,segera menepi.Tersirat dibenak ban serep kendor atau terlepas.Saat saya berjongkok ada bau petasan dibawah mobil. Jelas sudah,ada petasan yang meledak. Sungguh sangat berbahaya.Tak lama kemudian, serombongan remaja lewat.Rasa kaget dan ngeri merubah saya yang penyabar.Merasa bersalah sambil minta maaf mereka berucap,”tapi ini.. setahun sekali pak…”
Tahun 2001 terjadi tragedy Bom Bali,semenjak itu petasan secara tegas dilarang.Melegakan.

Beberapa hari lalu terjadi tawuran antar remaja di Bekasi/Tangerang,Jawa Barat.Peristiwa bermula perang petasan,kemudian darah muda mendidih menjadi tawuran yang berakibat korban jiwa karena tercebur di kolam.
Saya teringat ucapan “…setahun sekali pak…”,
“Setahun sekali…”
pada tahun-tahun lalu seolah menjadi alasan untuk melakukan hal-hal yang mengganggu ketertiban umum.Perang petasan…kan setahun sekali…,bergaya centeng dan aroma miras lalu merasa berhak melakukan pungli ke pemudik,pedagang. Dalihnya …setahun sekali boss

Setahun sekali…seharusnya jadi saat yang paling indah dihayati dengan semangat musuh satu terlalu banyak,teman seribu kurang.Tidak sebaliknya.Mulai tahun ini.

(Purnomo Iman Santoso)
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268
Warga Epistoholik Indonesia