Thursday, August 27, 2015

Masukan Untuk PT KAI

Harian Suara Merdeka tanggal 27 Agustus 2015

Beberapa waktu lalu seorang ibu muda curhat pengalamannya naik kereta api dari Surabaya menuju Kutoarjo. Dengan antusias cerita bahwa sekarang naik kereta api betul-betul menyenangkan, tertib kayak naik pesawat, begitu kesannya.
Sayang, kesan bagus saat naik, agak ”ternoda” saat turun. Dikisahkan, sesampai di Stasiun Besar Kutoarjo,saat harus turun, ia terkejut karena jarak dari lantai gerbong ke lantai peron cukup tinggi untuk ukuran si ibu.
Di tengah kebingungan (karena kereta api hanya berhenti sebentar), bersyukur ada seorang penumpang pria yang segera meloncat turun untuk mencari semacam bangku /tangga bangku, menggesernya ke pintu gerbong dimana si ibu muda berada. Tak lupa mengucapkan terima kasih kepada penumpang pria yang menolong karena akhirnya bisa turun pada saat yang tepat.
Ternyata, curhat tersebut pernah diutarakan teman yang berdomisili di Tangerang. Saat berkunjung ke Kebumen bersama istri dan anaknya, ternyata mengalami hal yang sama dengan kisah di atas (saat kereta berhenti,ternyata lantai gerbong jaraknya cukup tinggi dengan lantai peron). Tidak terbayang kalau penumpang yang akan turun seorang sosok paruh baya, manula,apalagi penyandang disabilitas.
Mohon perhatian PT KAI. Khususnya di stasiun kota kecil. Setidaknya harus ada petugas PT KAI di setiap stasiun tersebut yang secara sigap menyiapkan bangku tangga untuk penumpang yang akan turun. Sekadar masukan.

Purnomo Iman Santoso-EI Villa AsterII Blok G No10 Srondol, Semarang