Monday, April 30, 2007

Munculnya Kesadaran Dalam UN

Kompas edisi Jawa Tengah 30 April 2007

Ujian Nasional kembali dilaksanakan dengan segala pro dan kontranya.Yang menarik adalah reaksi yang muncul.Tahun lalu reaksi keras sempat memunculkan tuntutan ekemen masyarakat untuk ujian ulangan .Sekarang pemerintah dengan tegas telah menyatakan tidak ada ujian ulangan.
Untuk Ujian Nasional tahun ini ada hal positif.Siswa ramai-ramai mengadu ke Depdiknas atas kecurangan atau bocornya soal ujian disekolahnya,menjadi menarik disimak. Perkembangan ini harus disyukuri karena mulai tumbuh kesadaran dikalangan siswa dalam memahami tujuan peningkatan mutu pendidikan itu sendiri.
Mereka tak mau lagi diperlakukan tidak adil.Hanya dijadikan sarana untuk tujuan pencapaian “prestasi” birokrasi yang dari tahun ketahun ada kecenderungan menghalalkan segala cara dan lebih berorientasi ke pembodohan siswa.Menumbuhkan kesadaran dikalangan siswa,orangtua dan masyarakat sebagai pemangku kepentingan di bidang pendidikan akan menjadi jauh lebih penting dibanding pemberian target di birokrasi hingga aneka pengawalan.
Apabila kesadaran akan kebutuhan kualitas pendidikan sudah muncul dikalangan pemangku kepentingan,ini akan lebih effektif.Karena pengawasan akan lebih terbuka dan class action ,bila terjadi penyimpangan ,bukan lagi wacana.

(Purnomo Iman Santoso)
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268
Warga Epistoholik Indonesia

Friday, April 27, 2007

Siapkah Penegak Hukum Kita...?

Suara Merdeka 27 April 2007

Judul ini terinspirasi dari Surat Pembaca Majalah Tempo 9 Juni 1990 berjudul “Bursa saham:Siapkah Penegak Hukum Kita?” yang ditulis oleh Hotman Paris Hutapea SH.Isi berkaitan dengan tuntutan kebenaran dan siapa saja yang bertanggung jawab terhadap isi prospektus perusahaan yang akan go public.
Di masa itu banyak perusahaan berlomba go public,dan prospektus selalu berisi informasi bahwa perusahaan menjanjikan keuntungan yang menggiurkan bagi calon investor.Tulisan tersebut menjadi sangat menarik karena selang tiada lama,September 1990 “meledak” kasus Bank Duta dengan kerugian ratusan milyar rupiah akibat perdagangan valas yang saat itu diperkenalkan sebagai Future Trading.
Ironisnya Bank Duta baru saja go public yang sahamnya menjadi rebutan.Prospektus menggambarkan Bank Duta sebagai usaha menguntungkan.

Sekarang,17 tahun kemudian,pertanyaan tersebut layak dikaji ulang.Mungkin memanfaatkan trend turunnya bunga SBI yang berdampak rendahnya bunga deposito, akhir-akhir ini masyarakat gencar mendapat tawaran dari perusahaan Investasi.Melalui Account Manager maupun Sales Excekutif-nya,mereka aktif memprospek calon investor dengan tawaran investasi melalui index saham(biasanya Han Seng,Dow Jones,Nikkei).Selalu ditawarkan keuntungan yang lebih menarik(dibanding deposito).Ijin usaha dari Departemen Keuangan lengkap, dan meyakinkan bahwa uang dari para investor dikelola secara terpisah ,tegas dan profesional.

Namun berbarengan dengan agresifnya perusahaan investasi,di media sering muncul kasus perusahaan investasi yang memakan korban uang para investor.Kalau Kasus Bank Duta yang rugi para investor menengah atas,tapi akhir-akhir ini yang dirugikan adalah investor kecil yang tergiur iming-iming “bunga” spektakuler.

Melihat fakta ini,Judul tersebut menjadi sangat relevan .Kesiapan penegak hukum memahami industri securitas,kode etik dealer/fund manager sama pentingnya dengan kebutuhan pemahaman yang sama oleh para marketing sebagai ujung tombak yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.Ini penting sekali untuk mewujudkan pengawasan yang effektif baik secara internal maupun eksternal agar industri ini tumbuh secara sehat dan bermanfaat bagi masyarakat.


(Purnomo Iman Santoso)
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268
Warga Epistoholik Indonesia

Tuesday, April 24, 2007

Pangkas Secara Cerdas

“SUARA MERDEKA” tanggal 24 April 2007

Musim hujan tidak hanya membawa bencana banjir,tanah longsor,tapi juga pohon tumbang.Berbeda dengan dulu,dimana pohon peneduh umumnya mahoni,kenari,asam yang berkesan kokoh dan kuat.Sekarang terdiri dari pohon yang cepat tumbuh besar namun rapuh.Belum lagi cara pemangkasan yang terkesan kurang maksimal.
Lihat pohon peneduh di sepanjang Jl Dr Cipto Semarang.Mungkin dengan pertimbangan agar kerimbunannya tidak mengganggu kabel telpon dan listrik maka pohon tersebut dipangkas.Yang disisakan adalah yang ke arah jalan sebagai peneduh.
Kalau diperhatikan,cara pemangkasan ini beresiko.Secara kasat mata jelas pohon yang tersisa tidak seimbang dan berbahaya bila ada angin kuat.
Dengan logika sederhana ini semoga dinas terkait dapat memilih dan menanam pohon di lokasi yang tepat serta memangkas secara cerdas.
Tidak mengabaikan estetika tapi fungsinya sebagai sarana peneduh harus nyaman dan aman bagi warga.



Purnomo Iman Santoso-EI
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268

Tuesday, April 17, 2007

Pemimpin Bukan Penindas

Harian “KOMPAS” edisi Jawa Tengah 17 April 2007

Dulu dinding Di Sekolah Dasar selalu ditulisi CERDAS-TAKWA-TRAMPIL.Kata-kata ini bermakna dan sangat mewakili semangat dan tujuan pendidikan.
Tampaknya CERDAS-TAKWA-TRAMPIL yang telah dibentuk sejak dini menjadi “kuno” setelah si anak menempuh pendidikan di IPDN.
Betapa tidak,perilaku Cerdas dipupus secara sistematis dengan pendidikan kekerasan penuh pukulan yang berdalih disiplin,pembentukan mental pemimpin(?).
Sang anak didik harus taat menerima pukulan sang senior yang dilakukan di area kampus dalam acara resmi seperti ditayangkan oleh stasiun TV swasta .Padahal tidak ada orang tua yang menganggap mendidik dengan kekerasan sebagai cara favorit untuk mendisiplinkan anak. Si Yunior harus melihat kekerasan sebagai bagian pendidikan dan hal wajar.Mundur dari pendidikan dari kampus atau melarikan diri karena sayang kesehatan bahkan nyawa?Bisa dicap tidak bermental pemimpin ala STPDN/IPDN.
Ke Takwa an dan kekerasan sepertinya dua hal yang sangat bertentangan.Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan.Para orang suci dan nabi dari agama apapun adalah insan yang anti kekerasan.Mereka lahir untuk menghentikan penindasan di jamannya.Sementara yang disaksikan dari pendidikan disiplin pemimpin ala IPDN lebih tertangkap pendidikan watak penindas.

Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,Semarang 50268
Warga Epistoholik Indonesia