Sunday, January 28, 2007

Xenomania Tanpa Jadi Xenophobia

Suara Merdeka 28 Januari 2007

Di era Orba ada opini yang berlaku hingga kini yaitu lulusan local tidak siap pakai.Akibatnya banyak perusahaan memakai tenaga kerja asing.Tapi kemudian masyarakat dibuat tercengang oleh pernyataan kritis Kwik Kian Gie.Ternyata orang asing tersebut bukan yang berkualitas seperti yang diopinikan.
Diinformasikan tenaga kerja asing berkualitas no.1 tidak mungkin berkarier disini,lebih suka di Singapura dan dinegara maju lain.Kenyataannya,sudah lama dikeluhkan ketrampilan tenaga kerja asing sering diragukan.Kini di era Reformasi,pemain sepakbola local juga dicitrakan sebagai belum berkualitas.
Bahkan untuk membentuk kesebelasan nasional yang tangguh,pengurus PSSI melontarkan terobosan brillian yaitu dengan ide naturalisasi.Pemain asing seperti halnya tenaga kerja asing,kini dipuja sebagai most valuable player disetiap pertandingan ditawari menjadi Warga Negara Indonesia.
Tidak perlu lagi menunggu pendapat Kwik Kian Gie,di era teknologi informasi,dengan mudah kita tahu pemain asing tersebut juga bukan yang berkualitas.Kalau bagus mereka minim akan bermain di Liga Jepang,Korea.Itupun dibatasi dan ada seleksi ketat.
Bandingkan dengan Indonesia.Seorang Emmanuel de Porras,Gustavo Herman Ortis dipuja bak Ronaldinho-Samuel Eto o.Kalau dilihat perilakunya,tidak professional namun toh diincar klub lain selepas dari PSIS.Maaf,hanya hebatnya dapat tempat “terhormat” dalam publikasi media.
Pemain asing selalu menonjol karena sudah ditandemkan dengan gelandang kreatif yang memang jadi pasangannya oleh agen pemain asing,tentu dengan harga khusus.Bukan semata dari hasil uji coba,bongkar pasang hingga pemanduan bakat dari pelatih kreatif.
Begitu pasangannya berpisah,mandul.
Boro-boro bisa angkat tim.Dengan dalih yang diamini karena temperamen ala Amerika Latin atau Afrika mereka sesuka hati membuat ulah tanpa menghargai pelatih maupun manager.Dimata pemain asing lapangan tak lebih sebagai panggug hiburan untuk supporter.Bukan ajang unjuk profesionalitas.
Kalau begini,apa yang akan diperoleh pemai/pelatih local.Sebelumnya PSSI sangat disegani.Sinyo Aliandoe,Ronny Patinasarani,Iswadi dkk sangat diperhitungkan Korea Selatan peraih peringkat 4 Piala Dunia 2002.Saya setuju pemain asing tapi harus selektif dan bermanfaat bagi Indonesia.

Purnomo Iman Santoso-EI
Villa Aster II Blok G No.10
Semarang.