Yang Terlupakan
Masa kanak–kanak masa yang sangat indah.Bukan karena harta berlimpah, tetapi karena kebiasaan yang ditanamkan orangtua ternyata bagian dari pendidikan yang berguna sepanjang hayat.
Hari minggu atau liburan ,ada tugas cabut rumput, isi bak mandi,menyapu, bersihkan sampah, rawat tanaman yang di sekolah diajarkan sebagai apotik hidup. Setelah itu, karena punya warung, wajib jaga dan layani pembeli.
Hari sekolah, bangun pagi dan bereskan tempat tidur. Kalau bangun kesiangan,ada hukuman dari ibu,yaitu saat kami disekolah ,kasur tipis-bantal-guling-selimut digulung dan dimasukkan kolong tempat tidur yang harus diberesi sendiri sore harinya. Di sekolah masih harus siap di setrap*) karena terlambat.Itu semua tugas rutin selain makan bersama malam hari, sekalipun keluarga kami ada pembantu. Orangtua selalu tanamkan, fungsi pembantu untuk membantu karena kami ada kewajiban belajar.
Kegiatan itu jadi bekal hidup yang bermanfaat.Selain berguna untuk refreshing,relaksasi, melepas rutinitas, olahraga ringan sehat dan murah meriah.Ide cerdas bisa hinggap.
Kini disegala lapisan, sering dijumpai orangtua yang begitu sayang sehingga overprotective dan overservice pada anak. Tak sadar sang anak dininabobokan, jadi balita sepanjang masa. Padahal ada masa dituntut bisa strugle dan survival. Kira-kira apa jadinya bila selalu dicekoki sejak dini SerbaBeres,SerbaTersedia dan SerbaGampang ?Mungkin ini yang akibatkan banyak anak surplus energi.Tak biasa dilibatkan kegiatan rutin di rumah sejak dini.Waktu luang hanya nonton TV.Terlatih tidak tanggap,pasif,dan kelebihan energi disalurkan untuk hal mubazir.
*) (berasal dari bahasa belanda Straf(fen)=hukum)
Purnomo Iman Santoso
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268
Warga Epistoholik Indonesia