Harian “SUARA MERDEKA ”, tanggal 27 Agustus 2006
Thn 1970 an di desa saya,sarana telphon hanya ada dikantor polisi,koramil,kawedanan.Karena alatnya onthelan untuk mengoperasikan,maka disebut telphone onthel.Yang lebihmodern, begitu diangkat otomatis menghubungkan dengan operator untuk minta disambungkan ke nomor yang dituju.
Sekitar tahun 1985 masyarakat mulai dikenalkan dengan telphone otomatis.Untuk berkomunikas tinggal pencet nomor yang dinginkan. Memasuki th 1990 disamping telphone statis –yang dipasang dirumah,ada pager,pesawat kecil untuk menerima pesan singkat. Melalui operator bisa minta untuk disampaikan pesan ke nomor pager yang dituju.
Mungkin ini embrio
Short Message Service(SMS).Pengguna pager biasanya orang dengan mobilitas tinggi.Dimasa ini pula muncul
mobile phone atau yang dikenal dengan
handphone.Kemunculnya membuat pager terpuruk, dengan cepat menjadi barang kadaluwarsa.HP sangat populer karena praktis.Operatornya bukan manusia lagi namun sistem.HP masa itu menggunakan operator yang disebut AMPS
(Advance Modul Phone System).Masa kejayaanya segera berakhir setelah hadirnya GSM
(Global System for Mobile),sekitar thn 1996,sebagai operator baru dijagad informasi Indonesia.
Handset AMPS pun mengalami nasib sama dengan pager,menjadi besi tua.Konon pengguna HP dengan operator GSM, sudah 40 juta unit berkembang pesat,sejalan dengan aneka model menarik, feature yang semakin multifungsi.
Memasuki thn 2005 masyarakat mulai dikenalkan dengan operator baru CDMA
(Code Division Multiple Access).Era status quo GSM mulai digoyang dengan produk informasi yang jauh lebih murah.Namun konsumen harus memakai HP khusus. Melihat kronologi diatas tampak bahwa pesatnya perkembangan teknologi,hanya pada pesawat telphone otomat,walau teknologi telah >20 th.
Tidak bisa dibayangkan bila terjadi dengan alasan kemajuan teknologi,operator CDMA naik daun ganti monopoli.Hanya dalam waktu kurang 10 thn,HP yang diset dengan operator GSM bisa jadi barang rongsok.Berapa pemborosan devisa negara.Belum lagi masyarakat harus keluarkan uang ekstra untuk ganti pesawat.Semoga ini sudah diantisipasi UU No.8 Thn 1999 tentang Perlindungan Konsumen.Kemajuan teknologi tidak menjadikan konsumen bulan2-an produsen.Akan lebih baik bila kehadiran banyak operator bersaing memberikan yang terbaik bagi konsumen.Canggih seharusnya makin efficien bukan malah boros.
(Purnomo Iman Santoso-EI)
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268
ASLINYA:
Kepada yth,
Redaksi Harian “SUARA MERDEKA ”
Jl. Raya Kaligawe KM 5
S E M A R A N G .50118
Canggih ≠ Boros
Thn 1970 an di desa saya,sarana telphon hanya ada dikantor pemerintah seperti kantor polisi,koramil,kawedanan.Karena ada alat berbentuk onthelan yang digunakan petugas untuk mengoperasikan pesawat tersebut,maka disebut telphone onthel.Yang lebih”modern”, begitu diangkat secara “otomatis”menghubungkan dengan petugas operator di kantor telphon untuk kemudian minta disambungkan ke nomor yang dituju.
Sekitar tahun 1985 masyarakat mulai dikenalkan dengan telphone otomatis.Untuk berkomunikas tinggal pencet nomor yang dinginkan. Memasuki th 1990 disamping telphone statis –yang dipasang dirumah,ada pager,pesawat kecil untuk menerima pesan singkat. Melalui operator bisa minta untuk disampaikan pesan ke nomor pager yang dituju. Mungkin ini embrio Short Message Service.Pengguna pager biasanya orang dengan mobilitas tinggi.Dimasa ini pula muncul mobile phone atau yang dikenal dengan nama handphone.Munculnya HP membuat pager terpuruk, dengan cepat menjadi barang kadaluwarsa.HP sangat populer karena sangat praktis dilapangan.Operator disini sudah bukan manusia namun sistem.HP masa itu menggunakan operator yang disebut AMPS(Advance Modul Phone System).Masa berjayanya operator AMPS segera berakhir dengan hadirnya GSM(Global System for Mobile),sekitar thn 1996,sebagai operator baru dijagad raya informasi Indonesia.Handset AMPS pun segera mengalami nasib sama dengan pager,menjadi besi tua.Konon pengguna HP dengan operator GSM, sudah 40 juta unit.Jumlah berkembang pesat,sejalan dengan aneka model menarik, feature yang semakin multifungsi, menggoda konsumen untuk memiliki HP lebih dari satu.
Memasuki thn 2005 masyarakat mulai dikenalkan dengan operator baru CDMA(Code Division Multiple Access).Era status quo GSM mulai digoyang dengan produk informasi yang jauh lebih murah di awal promosinya.Namun konsumen harus memakai HP yang khusus untuk operator CDMA. Melihat kronologi diatas tampak bahwa pesatnya perkembangan teknologi,hanya pesawat telphone otomat,walau teknologi telah >20 th, yang relatif masih berumur panjang.Karena hingga kini masih relatif layak pakai. Tidak bisa dibayangkan apa jadinya bila dengan alasan kemajuan teknologi,operator CDMA naik daun ganti monopoli.Hanya dalam waktu < 10 thn,HP yang diset dengan operator GSM bisa jadi barang rongsok.Berapa pemborosan devisa negara.Belum lagi masyarakat harus keluarkan uang ekstra untuk ganti pesawat HP.Mudah2an ini sudah diantisipasi UU No.8 Thn 1999 tentang Perlindungan Konsumen.Agar kemajuan teknologi tidak menjadikan konsumen/user HP,bulan2-an produsen.Akan lebih baik bila kehadiran banyak operator bersaing memberikan yang terbaik bagi konsumen.Canggih seharusnya semakin efficien bukan malah boros.
Semarang ,29-7-2006
(Purnomo Iman Santoso-EI)
Villa Aster II Blok G no. 10,Srondol,
Semarang 50268