"Pertamini"
Pada Maret 2013, saya ziarah leluhur ke Pantai Widara Payung Kroya. Dari Semarang mobil (Panther) diisi solar penuh. Menjelang Karanganyar Gombong mau isi solar kembali karena tangki tinggal setengah. Antrean panjang terjadi. Karena saya perhitungkan akan terlalu lama, untung-untungan saya tak jadi isi solar dan melanjutkan perjalanan. Beruntung di Tambak ada SPBU Pertamina yang baru menerima kiriman solar dan bisa mengisi bahan bakar di urutan pertama. Lega rasanya, tangki bahan bakar kembali terisi penuh. Selesai dari Pantai Widara Payung melanjutkan perjalanan ke Cilacap.
Petang hari, dalam perjalanan pulang, saya mencoba mengisi solar kembali. Luar biasanya, dari dalam Kota Cilacap hingga Banyumas, ada sekitar 8 SPBU yang kami singgahi, semuanya persediaan solar habis. Bepergian ke luar kota dengan kendaraan berbahan bakar solar Maret-April 2013, menjadi lebih meletihkan. Bahkan, di dalam kota pun bisa merepotkan.Tanpa kecuali angkutan umum, yang kebanyakan berbahan bakar solar.
Dari petugas SPBU diperoleh informasi karena pasokan solar bersubsidi ada pengurangan pengiriman. Pernah suatu hari, tangki solar sudah sangat menipis. Meski di dalam kota, banyak SPBU Pertamina yang kehabisan solar. Sampai akhirnya di SPBU Gombel, tinggal satu kilometer dari rumah pun habis.
Kenapa tidak kami isi dengan Pertamina Dex? Masalahnya, disamping harganya dua kali lipat lebih (toh kalau kepepet ya tetap di beli), juga menjadi pelik karena tidak semua SPBU menyediakan Pertamina Dex. Petugas SPBU yang ditanya juga tidak selalu bisa menunjukkan dimana SPBU yang menjual Pertamina Dex. Kalau ada yang tahu, jaraknya jauh.
Pernah di SPBU daerah Purworejo Klampok, saya mau beli solar ternyata habis. Tanya Pertamina Dex, ternyata tak menjual. Petugas menginformasikan bahwa Pertamina Dex adanya di SPBU Banjarnegara, sekitar 30 km lagi. Ternyata selalu ada solusi di saat sulit. Saat SPBU Pertamina banyak memasang papan pemberitahuan ’’solar habis’’ ternyata bila jeli ada yang aneh. Seperti terinspirasi mini market. Di luar kota bermunculan penjual solar eceran di sepanjang jalan raya. Harga lebih mahal, tapi apa boleh buat, daripada kehabisan bahan bakar. Jadi terasa menggelikan. Saat SPBU Pertamina banyak kehabisan solar, ternyata muncul ’’SPBU Pertamini" yang siap melayani pembeli, siapa saja yang membutuhkan solar. Sekarang setelah harga BBM naik, dan solar melimpah, ’’SPBU Pertamini" pun menghilang. Simple sekali.
Purnomo Iman Santoso-EI
Villa Aster II Blok G No 10
Srondol, Semarang 50268